Sebelumnya diberitakan, PSI menilai Sahroni membahayakan posisi Presiden Jokowi karena membawa-bawa nama Jokowi dalam penyelenggaraan Formula E.
“Formula E sedang diselidiki KPK. Eh, panitia malah minta bertemu Presiden Jokowi. Hal itu tidak layak dilakukan, baik secara politis dan etis. Langkah-langkah Mas Sahroni membahayakan Pak Jokowi,” ujar Sekjen DPP PSI, Dea Tunggaesti, pada keterangan tertulis, Selasa (30/11).
Karena itulah, PSI meminta Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, untuk memerintahkan Sahroni mundur dari posisi Ketua Pelaksana Formula E Jakarta.
“Kalau saya jadi Bang Surya Paloh, saya akan minta Mas Sahroni sebagai Bendahara Umum Partai Nasdem dan Anggota DPR RI untuk mundur dari jabatan ketua pelaksana Formula E. Meskipun Mas Sahroni menjadi ketua pelaksana Formula E sebagai Sekjen Ikatan Motor Indonesia (IMI), hal itu tidak dapat dipisahkan dari jabatannya di Nasdem,” kata Dea.
Baca Juga: Pastikan Formula E Digelar Transparan, Ahmad Sahroni: Kami akan Libatkan KPK untuk Pengawasan
Sahroni sempat menyatakan akan menghadap Presiden Joko Widodo untuk meminta lanjutan arahan penyelenggaraan Formula E.
"Setelahnya baru kita akan menghadap Pak Presiden meminta lanjutan arahan karena ini branding negara, kami harus melaporkan ini kepada Bapak Presiden bukan melibatkan Presiden terkait dengan penyelenggaraan," sambung Sahroni di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (29/11/2021).
Alasannya, kata Sahroni, karena Formula E adalah ajang internasional yang harus dipertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada Presiden jokowi.
"Kita yang akan mempertanggungjawabkan karena ini event internasional maka ini harus dilaporkan dan melaporkan kepada Bapak Presiden," katanya.
Baca Juga: Ketua Pelaksana Formula E akan Bersurat ke KPK Minta Pendampingan dan Pengawasan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.