JAKARTA, KOMPAS.TV- Pertemuan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPR Puan Maharani di ruang VVIP Istana Kepresidenan, Jakarta, menyita perhatian publik dalam sepekan terakhir.
Pertemuan itu diketahui terjadi di sela-sela pelantikan Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa, Rabu (17/11/2021) lalu. Dan salah satu yang mengunggah adalah instagram pribadi Puan Maharani.
Banyak yang menduga bahwa pertemuan tersebut sinyal terjadinya koalisi dua partai politik yakni Gerindra dan PDI Perjuangan.
Bahkan, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman mengatakan kemungkinan koalisi kedua partai tersebut sangat terbuka.
"Soal kemungkinan koalisi di 2024 sangat terbuka sekali, PDIP dan Gerindra punya sejarah pertemanan yang panjang," kata Habiburokhman, Minggu (21/11/2021).
Baca Juga: Puan Maharani Tanam Padi Saat Hujan, Susi Pudjiastuti dan Fadli Zon Berikan Sindiran
Habiburokhman menilai pertemuan di Istana Kepresidenan sebagai bentuk silaturahmi yang terus dijaga Prabowo dengan tokoh politik lainnya.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto tak mau menyebut soal kontelasi politik pada 2024. Namun dia tak menampik bila ketiga tokoh partai tersebut berbicara isu kebangsaan.
Misalnya, soal Megawati sebagai guru besar dari Universitas Pertahanan juga menaruh perhatian besar terhadap pertahanan. Tak hanya itu, Puan Maharani juga terlibat dalam diskusi tersebut yang menurut Hasto menambah kehangatan dalam diskusi tersebut.
Singkatnya kata Hasto, ketiganya mendiskusikan terkait perkembangan politik kebangsaan dan dinamika politik nasional.
"Dan disitulah pembahasan berlangsung hangat. Tentu saja terkait politik kebangsaan, dan berbagai dinamika politik nasional," ujar Hasto.
Meski tak menyebut urusan calon presiden, namun munculnya foto ketiga tokoh politik tersebut berhasil memperkecil nama Ganjar Pranowo dalam perbincangan baik di internal PDIP maupun publik. Isu Ganjar yang berhembus sebagai calon presiden 2024, dalam dua pekan terakhir mulai melandai.
Meski gerakan deklarasi terus berlangsung, namun di internal PDIP sendiri, setelah narasi celeng dan banteng, tak lagi terdengar perdebatan soal Gubernur Jawa Tengah itu.
Sebaliknya, nama Puan justeru terus jadi perbincangan mulai dari insiden tak mau menanggapi interupsi di rapat paripurna dan Puan turun ke sawah menyapa petani di Yogyakarta.
Baca Juga: Interupsi Sindir Puan Maharani, Anggota DPR Fahmi Alaydrus Minta Maaf!
Apalagi setelah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul diangkat jadi Ketua Komisi III menggantikan Herman Herry. Bambang diketahui adalah loyalis Puan yang terus menyerang Ganjar.
Meski begitu, Ganjar seolah tak ambil pusing. Dia pun turut memberikan selamat: "Selamat untuk Mas Bambang Pacul menjadi ketua komisi III, mudah-mudahan bisa memberikan reformasi kepada bidang yang di sana," ujarnya.
Upaya memperkecil populaitas Ganjar sebenarnya sudah dilakukan sejak baliho Puan bermunculan. Menurut Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, pemasangan baliho Puan tersebut mendapatkan perintah langsung dari petinggi PDIP. Tujuan pemasangan baliho dinilai untuk meningkatkan popularitas Puan Maharani.
"Kalau saya justru melihat, dengan adanya baliho yang diwajibkan oleh partai atau oleh anggota dewan PDIP, ini untuk menunjukkan secara terbuka PDIP untuk 2024 tentu mengusung Puan. Sekaligus secara perlahan ingin membungkam dan mengunci suara publik yang selalu mengaitkan Ganjar dengan Pilpres 2024," ujar Adi kepada wartawan, Senin 2 Agustus lalu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.