Dengan pembengkakan biaya menjadi Rp114,24 triliun, Presiden menetapkan Peraturan Presiden Nomor 93 tahun 2021 tentang proyek kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Ada sejumlah revisi dalam Perpres tersebut, salah satunya proyek kereta cepat kini bisa didanai APBN. Pemerintah mengklaim pembangunan proyek kereta cepat ini sudah mencapai hingga 80 persen.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan bahwa hal itu dilakukan karena BUMN yang menangani proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sedang memiliki masalah keuangan.
"Para pemegang sahamnya, seperti Wika (Wijaya Karya) itu terganggu cash flow-nya karena corona. Kita tahu, bahwa sekarang pembangunan-pembangunan BUMN Karya itu terhambat," ujar Arya dikutip Senin (11/10).
Menurut Arya, seluruh BUMN pemegang saham tersebut ekonominya sedang terganggu akibat pandemi Covid-19.
"Hal itu membuat mereka tak bisa menyetorkan dananya sesuai dengan apa yang kemarin telah disiapkan pada planning awal tanpa corona," ujar Arya.
Baca Juga: Lika-Liku Kereta Cepat Jakarta-Bandung: dari Kebun Teh Mandalawangi Jadi Beban APBN
Dengan dialihkannya sumber dana kereta cepat Jakarta-Bandung ke APBN, proyek ini kini semakin menjadi sorotan.
Dari sejumlah tokoh politik meminta pihak yang berwenang untuk mengaudit proyek tersebut mengingat menggunakan uang rakyat dari APBN.
Sementara itu, ekonom Faisal Basri melihat kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan salah satu kebijakan infrastruktur yang hanya menghabiskan uang tapi tidak memiliki manfaat banyak untuk masyarakat.
"Sebentar lagi rakyat membayar kereta cepat. Barang kali nanti tiketnya Rp 400.000 sekali jalan. Diperkirakan sampai kiamat pun tidak balik modal,” kata Faisal dikutip Kamis (14/10).
Baca Juga: Faisal Basri: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Sampai Kiamat Tidak Balik Modal
Menanggapi pernyataan Faisal Basri, Arya Sinulingga membantah habis-habisan dan menyebutnya sebagai hoaks.
Menurut Arya, dari hitungan kasar, investasi di proyek kereta cepat Jakarta-Bandung baru akan balik modal dalam 40 tahun.
"Coba aja cek deh di MRT, berapa tahun? Mirip-mirip, enggak akan jauh nanti dari situ, 40an tahun juga. Jadi kalau dikatakan sampai kapan pun akan rugi, itu konyol. Itu Faisal Basri sangat-sangat konyol," ujar Arya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.