YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Sebagian orang terkadang mengalami gangguan tidur berupa somniloquy atau mengigau, atau berbicara saat tidur.
Pada kondisi ini, seseorang bisa saja memanggil, berbicara, atau menghasilkan bahasa yang tidak jelas dalam tidurnya.
Dilansir Kompas.com, Minggu (3/10/2021), menurut Medical News Today, anak-anak dan remaja lebih sering mengalami gangguan tidur ini daripada orang dewasa.
Mengigau dapat terjadi selama tidur gerakan mata cepat (REM) dan gerakan mata tidak cepat (NREM).
Mengigau dimasukkan dalam kategori parasomnia, yang dialami oleh banyak orang.
Para ahli tidak sepenuhnya yakin mengenai penyebab seseorang mengigau. Pada umumnya, orang yang mengalami somniloquy tidak memiliki kondisi kesehatan yang mendasari.
Meskipun secara umum mengigau adalah peristiwa tidak berbahaya, tetapi terkadang mengigau dikaitkan dengan penyakit serius, seperti parkinson.
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa orang dengan penyakit parkinson tujuh kali lebih mungkin mengalami gangguan perilaku tidur REM (RBD), atau gangguan tidur yang melibatkan tindakan fisik yang jelas.
Tindakan fisik itu bisa berupa mimpi buruk dengan suara vokal dan gerakan lengan dan kaki yang tiba-tiba, serta sering disertai kekerasan selama tidur REM.
Baca Juga: Jangan Sembarang Gunakan Obat Tidur, Ketahui Efek Sampingnya
Penelitian itu juga menunjukkan bahwa frekuensi mengigau akan lebih tinggi pada orang-orang yang memiliki gangguan stres pasca-trauma (PTSD) atau kondisi kejiwaan lainnya.
Meskipun tidak berbahaya, mengigau dapat mengganggu tidur orang lain, serta meningkatkan kantuk di siang hari karena kurang tidur nyenyak.
Bukan hanya itu, mengigau juga dapat memengaruhi hubungan secara negatif, jika saat mengigau mereka mengatakan hal-hal pribadi.
Mengigau memiliki tahap dan tingkat keparahan, yakni tahap 1 hingga 4 dan keparahan ringan hingga parah.
Pada tahap 1 dan 2, orang yang sedang tidur, tidak tertidur lelap seperti tahap 3 dan 4, dan ucapan mereka lebih mudah dipahami.
Baca Juga: Bukan Mistis! Berikut Penyebab Tidur Sambil Berjalan
Seseorang yang mengigau pada tahap 1 atau 2 dapat memiliki seluruh percakapan yang masuk akal.
Pada tahap 3 dan 4, orang yang mengigau berada dalam tidur yang lebih dalam. Pada tahap ini biasanya ucapan mereka lebih sulit untuk dipahami.
Terkadang apa yang mereka ucapkan terdengar seperti erangan atau omong kosong.
Pada tingkat keparahan ringan, mengigau terjadi kurang dari sebulan sekali.
Pada tingkat keparahan sedang, mengigau terjadi seminggu sekali, walaupun tidak setiap malam. Apa yang diucapkan selama tidur tidak banyak mengganggu tidur orang lain.
Pada tingkat parah, mengigau dapat terjadi setiap malam, dan dapat mengganggu tidur orang lain.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.