Kompas TV nasional peristiwa

Erick Thohir Masukan Laporan Dugaan Kasus Korupsi Krakatau Steel, KPK: Kami Verifikasi Dahulu

Kompas.tv - 29 September 2021, 19:39 WIB
erick-thohir-masukan-laporan-dugaan-kasus-korupsi-krakatau-steel-kpk-kami-verifikasi-dahulu
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menerima laporan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terkait dugaan korupsi di salah satu anak perusahaan Krakatau Steel. (Sumber: KOMPAS.com/DYLAN APRIALDO RACHMAN)
Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menerima laporan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terkait dugaan korupsi di salah satu anak perusahaan Krakatau Steel.

Menurut Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri, setiap aduan yang masuk di lembaga antirasuah dipastikan akan ditindaklanjuti dengan melakukan verifikasi dan telaah terlebih dahulu.

"Informasi yang kami peroleh, benar KPK telah menerima aduan dimaksud. Kami pastikan bahwa setiap aduan akan ditindaklanjuti dengan lebih dulu melakukan verifikasi dan telaah terhadap data laporan," kata Ali Fikri dalam keterangannya, Rabu (29/9/2021).

Lebih lanjut, Ali Fikri menyebut pihaknya akan menerima aduan dari masyarakat. Terlebih kini, KPK telah menjalin kerja sama dengan sejumlah institusi pemerintah, termasuk BUMN dan BUMD lewat aplikasi Whistleblowing System Terintegrasi.

Menurutnya, melalui sistem itu akan memungkinkan masyarakat untuk melaporkan aduan dengan cepat, mudah dengan kerahasiaan identitas yang tetap terjamin.

Menurut Ali, pengaduan masyarakat yang dilengkapi data valid akan sangat membantu KPK melakukan analisis tindak lanjut.

Baca Juga: Erick Thohir Curiga Ada Korupsi di Balik Utang Krakatau Steel Sebesar Rp31 Triliun

Diwartakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan adanya indikasi praktik korupsi di BUMN.

Kali ini PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) yang menjadi sasaran kecurigaan Erick, lantaran BUMN baja itu punya utang 2 miliar dollar AS atau Rp31 triliun.

Menurut Erick, salah satu penyebab besarnya utang KRAS adalah investasi 850 juta dollar AS untuk proyek blast furnace yang kini mangkrak.

"Dia punya utang US$ 2 miliar. Salah satunya karena investasi US$ 850 juta kepada proyek blast furnace yang hari ini mangkrak. Ini kan hal yang tidak bagus," kata Erick dalam sebuah webinar, Selasa (28/9/2021).

Erick menegaskan, pihaknya akan melakukan penegakan hukum.

"Ini kan hal-hal yang tidak bagus, pasti ada indikasi korupsi, dan kita akan kejar siapapun yang merugikan, karena ini kembali bukannya kita ingin menyalahkan, tetapi penegakan hukum kepada bisnis proses yang salah harus kita perbaiki," ujar Erick.

KRAS juga akan melakukan restrukturisasi perusahaan dalam  2 tahap. Tahap pertama, membentuk subholding atau anak perusahaan yang akan melantai di bursa saham lewat initial public offering (IPO).

Hasil pendanaan dari IPO akan digunakan untuk membayar utang KRAS.

"Step 1 bagaimana tadi kita membuat subholding untuk kawasan industri yang ada di Krakatau Steel supaya integrated untuk airnya, listriknya, lahannya dan lain-lain dikelola secara profesional dan kita akan go public, supaya ada funding baru mencicil utang yang 2 miliar dollar AS tadi," kata Erick.

Sebelumnya, PT Krakatau Steel berhasil bangkit dengan beban bunga telah turun 45 persen, revenue naik 90 persen, dan keuntungan naik 604 persen.

Ia ditargetkan bisa meningkatkan produksi dan penjualan hingga tiga kali lipat dalam lima tahun ke depan.

Selama lima tahun terakhir, konsumsi baja nasional meningkat signifikan, yaitu hingga 40 persen. Tingginya kebutuhan baja dipicu pertumbuhan pembangunan infrastruktur.

Presiden Jokowi berharap industri baja bisa mencukupi kebutuhan baja nasional seiring peningkatan tren kebutuhan baja dari tahun ke tahun, sehingga tak lagi perlu impor.

Baca Juga: Merugi 8 Tahun, Erick Thohir Sebut PT Krakatau Steel Kini Raup Untung Rp 800 Miliar




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x