"Dia punya utang US$ 2 miliar. Salah satunya karena investasi US$ 850 juta kepada proyek blast furnace yang hari ini mangkrak. Ini kan hal yang tidak bagus," kata Erick dalam sebuah webinar, Selasa (28/9/2021).
Erick menegaskan, pihaknya akan melakukan penegakan hukum.
"Ini kan hal-hal yang tidak bagus, pasti ada indikasi korupsi, dan kita akan kejar siapapun yang merugikan, karena ini kembali bukannya kita ingin menyalahkan, tetapi penegakan hukum kepada bisnis proses yang salah harus kita perbaiki," ujar Erick.
KRAS juga akan melakukan restrukturisasi perusahaan dalam 2 tahap. Tahap pertama, membentuk subholding atau anak perusahaan yang akan melantai di bursa saham lewat initial public offering (IPO).
Hasil pendanaan dari IPO akan digunakan untuk membayar utang KRAS.
"Step 1 bagaimana tadi kita membuat subholding untuk kawasan industri yang ada di Krakatau Steel supaya integrated untuk airnya, listriknya, lahannya dan lain-lain dikelola secara profesional dan kita akan go public, supaya ada funding baru mencicil utang yang 2 miliar dollar AS tadi," kata Erick.
Sebelumnya, PT Krakatau Steel berhasil bangkit dengan beban bunga telah turun 45 persen, revenue naik 90 persen, dan keuntungan naik 604 persen.
Ia ditargetkan bisa meningkatkan produksi dan penjualan hingga tiga kali lipat dalam lima tahun ke depan.
Selama lima tahun terakhir, konsumsi baja nasional meningkat signifikan, yaitu hingga 40 persen. Tingginya kebutuhan baja dipicu pertumbuhan pembangunan infrastruktur.
Presiden Jokowi berharap industri baja bisa mencukupi kebutuhan baja nasional seiring peningkatan tren kebutuhan baja dari tahun ke tahun, sehingga tak lagi perlu impor.
Baca Juga: Merugi 8 Tahun, Erick Thohir Sebut PT Krakatau Steel Kini Raup Untung Rp 800 Miliar
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.