Kompas TV nasional hukum

Formappi: Kasus Korupsi Pimpinan DPR Terjadi karena Rekruitmen Parpol yang Bermasalah

Kompas.tv - 25 September 2021, 21:10 WIB
formappi-kasus-korupsi-pimpinan-dpr-terjadi-karena-rekruitmen-parpol-yang-bermasalah
Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus di Kantor Formappi, Jakarta Timur, Kamis (26/9/2019). (Sumber: (Kompas.com/Fitria Chusna Farisa) )

Baca Juga: Azis Syamsuddin Resmi Jadi Tersangka Korupsi, Modus yang Digunakan adalah Makelar Kasus

“Jadi, karena sudah bermasalah, seseorang seperti Azis Syamsuddin mengincar posisi tinggi agar bisa menjaga kasus-kasus yang sudah dilakukannya.”

Kebiasaan mereka menjadi makelar kasus dan proyek, membuat posisi mereka sebagai pimpinan DPR semakin memberinya peluang untuk melanjutkan kebiasaan lamanya.

“Kekuasaan sebagai pimpinan DPR dianggap cukup kuat untuk terhindar dari sentuhan aparat penegak hukum.”

Jika pun kemudian ada kasus dugaan korupsi yang terungkap, sebagai pimpinan, dia masih memiliki kanal untuk memengaruhi proses hukum, yakni dengan menggunakan strategi yang sudah melekat pada diriya, yaitu suap dan korupsi.

“Saya kira praktik pimpinan DPR terlibat korupsi dan suap dengan latar belakang yang sudah saya sebutkan di atas, menunjukkan bahwa proses rekruitmen politik di partai politik memang bermasalah,” jelasnya.

Lucius menyebut bahwa rekruitmen dilakukan dengan mengabaikan aspek integritas seseorang.

Hal paling penting dalam proses rekruitmen adalah kedekatan seseorang dengan elite parpol.

Terlebih lagi jika seseorang tersebut punya modal yang cukup untuk diberikan kepada partai maka makin mudah baginya untuk menjajagi kursi elite di dunia politik, seperti pimpinan DPR.

“Inilah yang menjelaskan kenapa pimpinan DPR yang terlibat kasus korupsi dan suap selalu mungkin terjadi ke depannya, karena rekruitmen partai politik tidak berdasarkan pertimbangan integritas tetapi lebih pada pertimbangan pragmatis,” dia mengulangi penjelasannya.

Orang-orang yang memunyai uang bisa mencapai posisi tinggi di partai poliitk, dan posisi itu bisa membawanya lebih jauh pada kursi-kursi elite seperti pimpinan DPR.

Koneksi dengan elite partai, lanjutnya, adalah pertimbangan lain. Namun, semua itu tetap menunjukkan bahwa satu-satunya alasan bagi partai politik memberikan posisi di lembaga tertentu bukan karena integritas, tetapi lebih karena pada pertimbangan pragmatis.

 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x