"Ya, bisa terjadi pada orang tuanya sendiri, ayah tirinya sendiri, pacar ibunya, paman, om, kakek, bahkan pengasuh, orang yang dipercaya untuk merawat anak tersebut, bahkan juga terjadi di sekolah. Miris sekali kondisinya seperti ini," tutur Nia.
Parahnya, lanjut Nia, beberapa orang tua ada yang kurang peduli. Pelecehan seksual rentan terjadi, karena orang tua tidak tahu aktivitas anak, tidak tahu anaknya di mana, bermain dengan siapa, dan bermainnya apa.
"Kadang orang tua kurang peduli gimana anak menghabiskan waktunya," ucapnya.
Baca Juga: Kenapa Laki-Laki Korban Kekerasan Seksual Banyak yang Diam? Komnas Perempuan: Sering Tak Dipercaya
Menggilanya, kata Nia, banyak para pelaku pelecehan seksual itu tidak melakukan aksinya dengan kekerasan, tapi mereka menggunakan manipulasi.
"Anak ditipu sehingga mengikuti keinginannya. Anak sebagai individu yang belum mencapai taraf kedewasaan, belum mampu menilai sesuatu itu sebagai tipu daya atau bukan," kata dia.
Dampak yang Dialami Anak Korban Kekerasan Seksual
Kata Nia, ada tiga dampak dialami anak korban kekerasan seksual:
Pertama, dampak fisik, ada memar, luka, atau robek pada selaput dara, atau infeksi pada bagian tertentu
Kalau psikologis, anak mengalami trauma mental, ketakutan, malu, kecemasan, merasa terancam, tertekan, bahkan gelisah.
Dia merasa menyalahkan diri sendiri, bahkan seiring berjalannya waktu ada rasa membenci lawan jenisnya.
"Kalau ini terus menerus, ada kecenderungan dia untuk menyukai teman sejenisnya," kata Nia.
Ada juga faktor ketidakpercayaan anak terhadap orang dewasa, karena orang dewasa dianggap tidak mampu melindunginya. Orang dewasa dianggap tidak aware dengan kondisinya.
Kondisi kekerasan seksual orang tua mungkin tahu, tapi didiamkan. Sehingga lambat laun menumbuhkan anak bahwa dia tidak percaya terhadap figure dewasa.
Bahkan, tambahnya, dampak psikologis yang terjadi itu dia bisa kehilangan semangat hidup, "atau bahkan terjadi percobaan bunuh diri," ucap Nia.
Selain itu, Nia menyebut dampak psikologis lain adalah yang berantai, yaitu keinginan untuk membalas dendam.
"Korban merasa bahwa pada saat kecil dia diperlakukan seperti itu, dan pada saat dia dewasa dia menganggap wajar dia membalas pada teman lain atau lingkungan yang lain," kata Nia.
Terakhir, adalah dampak sosial. Korban akan selalu merasa diperlakukan sinis oleh masyarakat di sekitarnya.
"Dia memiliki ketakutan jika berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya, bahkan dia dipersalahkan oleh lingkungannya," ucap Nia.
Baca Juga: Pengakuan Korban Dugaan Kekerasan Seksual di SMA SPI, Dibawa Ke Rumah Terlapor, Modus Kaderisasi
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.