Selang beberapa hari, saat HUT ke-76 RI di Klaten, Jawa Tengah, juga ditemukan selebaran yang bertuliskan sama, hanya ada sedikit tambahan, "Bertahan Hidup, Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit.”
Lalu ada pula pada hari yang sama, bertuliskan, "Wabah Sebenarnya adalah Kelaparan", di Ciledug, Tangerang, Banten. Selang beberapa hari di Banjarmasin, Kalimantan Selatan juga muncul persis sama seperti di Ciledug, "Wabah Sebenarnya adalah Kelaparan". Kedua Mural ini juga dihapuskan.
Soal pro-kontra penghapusan kita bisa berbicara panjang. Pertanyaannya apakah yang muncul belakangan ini ada sesuatu di belakangnya?
Ada "Man Behind The Screen"?
Politisi PDI Perjuangan yang juga Praktisi Hukum Henry Yosodiningrat, mengungkapkan kecurigaannya. "Saya memperkirakan kalau melihat dari bentuk-bentuk, bahasanya, saya melihat ada intelektual man behind the screen."
Alasannya karena pertama dengan bahasanya, kemudian untuk membuat itu biayanya besar. “Katanya lapar tapi bisa membiayai membuat tulisan seperti itu," ungkap Henry.
Menanggapi pernyataan Henry dalam dialog di Program AIMAN, yang tayang setiap Senin Malam Pukul 8, Aktivis HAM, Haris Azhar menyatakan, harusnya biasa saja. "Dalam dunia seni ada tren, tren soal penggunaan catnya, warnanya, dan hingga bahasanya. Jadi jangan diartikan berlebihan."
Haris menambahkan, tak perlu ada yang dikhawatirkan, justru sebaliknya penghapusan mural dan penyelidikan soal ini yang membahayakan kebebasan berekspresi.
Terlepas dari alasan ada dikhawatirkan atau tidak. Mural adalah bagian dari ekspresi masyarakat. Disampaikan dengan seni dan sebagian juga disampaikan dengan bahasa yang tinggi (High Context Communications).
Upaya Klandestin atau Bukan?
Memang cukup sulit untuk membuktikan apakah mural ini bagian dari skenario untuk menggerakkan massa atau tidak dan merupakan bagian dari upaya Klandestin sebagian pihak. Jawabannya bisa ya, bisa juga jauh dari itu!
Tapi yang jelas, jika Pemerintah dengan konsisten memberikan perhatian yang dibutuhkan oleh rakyatnya pada suatu waktu, di antaranya yang saat ini tengah gencar dilakukan adalah berbagai Bantuan Sosial Tunai, Program Keluarga Harapan (PKH) yang terus berjalan, Subsidi gaji pada sebagian karyawan dan pekerja yang memiliki upah di bawah angka tertentu, hingga penyaluran dan kemudahan bagi UMKM, serta insentif bagi berbagai Usaha di tengah masa sulit yang ada, maka apa pun yang terjadi bagaikan peribahasa, anjing menggonggong kafilah berlalu.
Jadi, tak perlu risau berlebihan. Anggap sebagai cubitan lebih layak, ketimbang mencari kambing hitam.
Saya Aiman Witjaksono...Salam!
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.