Ia pun merasa dikucilkan dan stres. Ia frustrasi dari keluarganya. Alhasil, pada 21 April 2008, dia bertindak nekat. Dari dalam selnya, Gobind meraih telepon seluler miliknya, entah dari mana dia dapatkan. Gobind lalu menelpon Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.
Putra Bungsu di antara tiga bersaudara itu memang akrab dengan nomor tersebut karena sering mengontaknya ketika mengurus visa studi di Amerika.
Awalnya, Gobind-nama panggilannya, dan petugas kedubes yang menerima teleponnya berdiskusi tentang kandidat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat. Yaitu antara Barack Obama dan Hillary Clinton.
"Saya cukup tahu tentang politik Amerika karena saya lama tinggal di sana," kata dia.
Dari perbincangan dengan petugas kedubes itulah, kemudian muncul niat jahat Gobind yang saat itu menggunakan nama samaran Michel.
Dia yang awalnya berbahasa Inggris dengan logat Amerika langsung mengubah logatnya.
"Saya pakai logat Iran," ujarnya, lalu terkekeh seperti yang dikutip dari berita di grup Jawa Pos.
"There"s a bomb and it's going to explode in 72 hours," ucapnya kepada petugas kedubes itu.
Si petugas tentu saja kaget mendapatkan ancaman dari Gobind!
Sekitar 20 menit kemudian dia menelepon Kedubes AS lagi. Kali ini ia menggunakan logat Rusia. Bahkan bukan hanya Kedubes Amerika yang dia ancam.
Kali ini dia mengancam akan meledakkan gedung pusat Kementerian Pertahanan AS, Pentagon dan juga Penegak Hukum Federal FBI di Amerika. Mengetahui petugas yang menjawab teleponnya panik, Gobind langsung menutup pembicaraan.
Kurang dari Sepekan ia diringkus anggota Densus 88 di Lapas Cipinang. Ia kembali terkena pasal terorisme atas pengancaman yang ia lakukan.
Lalu bagaimana ia bisa menipu artis Holywood dari Inggris?
Bersambung...
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.