JAKARTA, KOMPAS.TV- Kegiatan pendidikan terutama sekolah tatap muka di Indonesia belum berjalan 100 persen seiring masih terjadinya pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari setahun.
Tak ingin terus-menerus terjadi, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim ngotot kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah-sekolah kembali dibuka pada Juli 2021.
Meski keinginan ini diambil di saat kasus Covid-19 justru sedang melonjak pascalibur Lebaran, namun Nadiem tetap teguh dengan pendiriannya itu.
Ia beralasan bahwa tidak ada hal tawar menawar demi pendidikan. Terlebih kata dia, masa depan Indonesia sangat bergantung pada sumber daya manusia (SDM).
"Tidak ada tawar-menawar untuk pendidikan, terlepas dari situasi yang kita hadapi," kata Nadiem dalam acara yang disiarkan YouTube Kemendikbud RI, Rabu (2/6/2021).
Baca Juga: Pemkot Tangsel akan Tunda Sekolah Tatap Muka Terbatas jika Ada Lonjakan Kasus Covid-19
Selain itu, sikap Nadiem yang bersikeras memperbolehkan sekolah tatap muka pada Juli nanti sudah disampaikannya dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI, Senin (31/5/2021).
Ia menilai sudah saatnya sekolah-sekolah di Indonesia menggelar pembelajaran tatap muka terbatas. Hal tersebut mengacu pada tempat-tempat lain seperti pusat perbelanjaan dan perkantoran yang sudah dibuka kembali.
"Kenyataannya adalah mal, bioskop, dan semua tempat kerja sudah dibuka untuk tatap muka. Jadinya, sudah saatnya sekolah-sekolah kita melakukan tatap muka terbatas," kata Nadiem dihadapan wakil rakyat.
Dihadapan anggota Dewan, mantan Bos Gojek ini juga menilai, belum banyaknya sekolah-sekolah yang menggelar pertemuan tatap muka terbatas bukan karena menunggu program vaksinasi Covid-19 selesai.
Namun, menurut dia, belum terselenggaranya pertemuan tatap muka terbatas secara menyeluruh dikarenakan kendala perizinan Pemerintah Daerah (Pemda) atau Satgas Covid-19 di daerah.
Baca Juga: Sejumlah Orang Tua Siswa Tolak Sekolah Tatap Muka
"Jadi alasannya sebenarnya bukan karena belum divaksinasi, atau yang lain atau seperti orang tua belum mengizinkan. Tetapi yang mayoritas sebut belum tatap muka itu karena belum diizinkan pemda/satgas daerah," sambung dia seperti dikutip dari Kompas.com.
Maka dari itu, Nadiem meminta anggota dan pimpinan Komisi X DPR agar dapat menyampaikan kepada pemerintah daerah terkait sekolah tatap muka terbatas.
Secara khusus, dia mendorong Komisi X DPR mengadvokasi atau mendorong pemda masing-masing daerah pilihan (dapil) agar sekolah tatap muka terbatas segera diterapkan.
"Karena ini butuh waktu untuk pelatihan, preparasi dan lain-lain. Jadi harus dimulai dari sekarang. Mohon dukungan bapak ibu Komisi X untuk membantu advokasi tersebut di daerahnya masing-masing," tandas dia.
Lebih lanjut Nadiem menjelaskan, meski mengaku memahami kekhawatiran orang tua, namun dia menyebut penundaan membuka sekolah bisa berdampak panjang.
Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Solusi Pendidikan Pandemi (3) | BERKAS KOMPAS
Pembukaan sekolah Juli nanti juga berdasarkan pertimbangan usai dirinya membaca dan mendengar langsung keluhan para pelajar di media sosial.
"Kami upayakan pendidik dan tenaga kependidikan jadi prioritas penerima vaksinasi Covid-19," tambahnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.