BALI, KOMPAS.TV - Pihak TNI Angkatan Laut (AL) belum mengetahui penyebab KRI Nanggala 402 menghilang. Di sisi lain media asing menyoroti jumlah awak kapal selam itu.
Kapal selam KRI Nanggala 402 termasuk dalam tipe 209/1300 hasil produksi Jerman Barat.
Jurnalis The Drive bernama Thomas Newdick menyoroti jumlah awak KRI Nanggala 402 yang berbeda dengan kapasitas kapal selam tipe 209.
"Kapal selam itu memiliki 53 anggota awak, yang biasanya memiliki 34 personel, menurut Combat Fleets of the World edisi 1993. Tidak jelas mengapa begitu banyak individu tambahan yang terlibat dalam latihan ini," tulis Thomas, dikutip dari thedrive.com.
Sementara situs militaryfactory.com mencatat kapal selam tipe 209 hanya dapat mengangkut total awak di kisaran 31 sampai 36 orang.
Tipe 209 nomor 1100 adalah kapal selam dengan muatan paling kecil, yaitu maksimal 31 orang. Sementara, tipe 209 nomor 1500 dapat memuat total awak maksimal 36 orang.
Sampai saat ini, tim penyelamat dari gabungan personil TNI, Polri, dan SAR terus melakukan upaya pencarian dan penyelamatan KRI Nanggala yang hilang.
Ada 21 kapal yang bergerak mencari kapal selam itu. Pencarian hari ini mengandalkan KRI Rimau yang dapat mendeteksi titik magnet yang kuat di perairan Bali Utara.
Baca Juga: Apa Itu Side Scan Sonar yang Dipakai dalam Pencarian KRI Nanggala 402?
Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad mengatakan, tim penyelamat kini tak lagi mendapati suara dari KRI Nanggala. Hal ini terungkap dalam konferensi pers di Bali, Jumat (23/4/2021).
“Karena kemarin sementara ini dari KRI Rimau. Nah, ini tampaknya akan diperkuat dari KRI lain yang memang bisa (mendeteksi) dari mana sih titik... Karena kebetulan kapal selamnya kan udah diem, tidak ada suara, tinggal hanya sonar yang bisa menangkap,” beber Achmad.
Achmad mengatakan, ada kemungkinan pula kapal selam itu terbawa arus bahwa laut. Untuk itu, pihaknya mencoba mencari berdasarkan perkiraan gerakan arus.
Proses pencarian dan penyelamatan ini ini berkejaran dengan waktu. Sebabnya, oksigen kapal selam KRI Nanggala-402 diperkirakan bertahan hingga Sabtu (24/4/2021) pukul 03.00 WITA. "Harapan kami pokoknya dengan batas waktu sampai besok jam 3, (pencarian) dimaksimal hari ini," kata Achmad Riad.
Baca Juga: KRI Nanggala 402 Hilang, Prabowo dan Ryamizard Pernah Keluhkan Armada Kapal Selam Indonesia
KRI Nanggala 402 ini mengangkut 53 orang, yaitu 49 awak buah kapal (ABK), 3 personil persenjataan, dan 1 komandan kesatuan. Akan tetapi, jumlah awak ini berbeda dengan informasi kapasitas maksimal kapal selam itu.
Sebelumnya, Kadispen TNI AL Laksma Julius Widjojono mengatakan cadangan oksigen KRI Nanggala 402 sudah memenuhi syarat sesuai jumlah penumpang.
“Cadangan oksigen itu ada. Sudah dihitung dengan kondisi 53 ABK, memenuhi syarat. Kami dari segenap prajurit Angkatan Laut hanya mohon doa restu kepada seluruh bangsa Indonesia agar kami bisa menemukan mereka dalam keadaan baik,” ujar Julius kepada KOMPAS TV, Kamis (22/4/2021).
Sebelumnya, pakar kapal selam dari Intitut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Wisnu Wardhana mengatakan ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan KRI Nanggala hilang kontak.
Faktor usia hingga sabotase, kata Wisnu, dapat menjadi penyebab kapal selam itu menghilang. Hal ini mengingat Indonesia pertama kali menerima kapal selam tipe 209 ini pada 1981.
“Saya curiga, maaf ya saya ngomong apa adanya, Kapal Nanggala itu adalah kapal yang didesain tahun 80an, jadi segala peralatan itu, perkiraan saya, masih menggunakan alat yang terbit di tahun 80an, teknologinya,” ujar Wisnu pada KOMPAS TV.
“Ada kemungkinan, mungkin, mungkin loh ya, ada sabotase atau yang lain dari negara-negara tertentu. Saya tidak memungkiri kemungkinan itu. Karena itu teknologi tahun 80 bisa saja dimanipulasi untuk ditanggulangi dengan teknologi 2020,” imbuhnya.
Baca Juga: Berpacu dengan Waktu, Evakuasi 53 Awak Kapal Selam KRI Nanggala-402 Terus Dikebut
Kapal selam tipe 209 tak cuma beroperasi di Indonesia. Mengutip Deagel, beberapa negara juga masih mengoperasikan kapal selam berumur panjang ini, seperti Korea Selatan, Brazil, India, Yunani, hingga Turki.
Bagaimanapun, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan pemerintah sedang mengaudit kembali seluruh alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI.
“Insya Allah dalam 2-3 minggu ini bersama Panglima TNI dan kepala staf kita rampungkan dan akan kita sampaikan kepada bapak presiden,” ujar Prabowo saat jumpa pers, Kamis (22/4/2021).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.