Maka kemudian, Riyanta meminta peran pemerintah mesti dirasakan oleh masyarakat Papua.
Masyarakat Papua, harus merasakan bahwa negara hadir dan menjadi solusi atas permasalahan yang mereka alami.
“Kehadiran negara dalam konteks membangun Papua dan melibatkan masyarakat Papua untuk ikut serta aktif dalam pembangunan," ucapnya.
"Jika hanya elite Papua saja yang terlibat dan masyarakat tidak merasakan kehadiran negara maka masyarakat dalam kondisi rawan karena bisa disusupi oleh KKB dan bisa menjadi korban jika terjadi aksi antara aparat keamanan dengan KKB."
Baca Juga: Polda Papua Akan Kirim Personel Tambahan untuk Mengejar KKB
Seperti diketahui, saat ini tim gabungan TNI-Polri sedang melakukan pengejaran pada KKB Papua yang melakukan serangkaian teror selama dua hari berturut-turut.
Aksi teror yang dilakukan Kamis (8/4/2021) dan Jumat (9/4/2021) itu menewaskan dua orang guru di kawasan Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.
Kelompok KKB Nau Waker itu juga menculik salah seorang kepala sekolah, dan membakar tiga sekolah.
Gagasan pelabelan teroris kepada KKB di Papua dikemukakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar dalam rapat Komisi III DPR, Jakarta, Senin (22/3/2021).
Baca Juga: Keluarga Minta Jenazah Oktovianus Rayo, Guru yang Ditembak KKB Segera Dievakuasi
Boy mengatakan, wacana ini tengah dibahas BNPT bersama sejumlah kementerian dan lembaga terkait.
Menurut Boy, kejahatan yang dilakukan KKB layak disejajarkan dengan aksi teror. Sebab, mereka menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan, senjata api, serta menimbulkan efek ketakutan yang luas di tengah masyarakat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.