Kegiatan pembelajaran sekolah tatap muka di Jakarta hanya dilakukan selama satu kali dalam satu minggu untuk setiap jenjang pendidikan.
Setelah itu, kegiatan belajar-mengajar akan diliburkan sebab gedung sekolah disterilisasi.
Jumlah peserta didik sekolah tatap muka dibatasi maksimal 50 persen dari daya tampung per kelas dengan pengaturan jarak 1,5 meter per siswa.
Baca Juga: Jelang Belajar Tatap Muka, Siswa Setukpa Disuntik Vaksin
Selama uji coba, kegiatan ekstrakurikuler dan olahraga tidak diperbolehkan.
Ruang perpustakaan dan area kantin juga tidak diizinkan untuk dibuka.
Materi yang diajarkan diprioritaskan untuk mata pelajaran yang esensial dengan durasi pelajaran selama 3-4 jam.
Materi pelajaran esensial yang diajarkan adalah pelajaran yang membutuhkan tatap muka dan tidak efektif diajarkan dengan metode daring.
"Materi pembelajaran kami prioritaskan dulu dengan materi-materi esensial yang sangat dibutuhkan," ujar Nahdiana.
Baca Juga: Pemprov DKI Minta Warga Rayakan Lebaran 2021 Secara Virtual
Guru yang nantinya akan mengajar selama masa uji coba sekolah tatap muka di Jakarta telah diberi pelatihan tentang blended learning.
Sehingga ketika sudah mulai pembelajaran, guru juga masih melayani pembelajaran secara virtual.
"Jadi saat anak belajar di sekolah, satu lagi belajar di rumah, atau jika orangtuanya tidak mengizinkan, anak ini tetap di rumah, maka kami tetap melayani," ujar Nahdiana.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.