Kompas TV nasional kesehatan

Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar, Korban Selamat Rentan Alami PTSD, Apa Itu?

Kompas.tv - 28 Maret 2021, 15:08 WIB
bom-bunuh-diri-gereja-katedral-makassar-korban-selamat-rentan-alami-ptsd-apa-itu
Ilustrasi stres dan trauma (Sumber: Pixabay/1388843)
Penulis : Gempita Surya | Editor : Eddward S Kennedy

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebuah ledakan bom terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021). Ledakan terjadi ketika sejumlah jemaat tengah melaksanakan ibadah di lokasi, dilaporkan ada sejumlah korban yang mengalami luka-luka.

Dalam publikasi milik Dr. Michael Craig Miller, M.D. dari Harvard Mental Health Letter, dampak yang ditinggalkan usai serangan bom bisa memicu trauma bagi orang-orang yang menjadi korban langsung, atau yang berada di sekitar lokasi kejadian. Sementara itu, orang yang jauh dari lokasi dapat menjadi khawatir atas kondisi kerabat mereka.

Trauma ini dikenal dengan Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). PTSD adalah gangguan kondisi kesehatan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan.

Baca Juga: Dr. Debryna: Pandemi Corona Menimbulkan Trauma - ROSI

Seseorang yang mengalami PTSD bisa merasa cemas ketika teringat akan kejadian traumatis yang dialaminya. Melansir Mayo Clinic, gejala PTSD dapat muncul dalam jangka waktu yang berbeda-beda.

Tingkat keparahan dan lama munculnya gejala juga berbeda bagi tiap penderita. Namun jika tidak segera ditangani, dapat mengganggu pekerjaan hingga hubungan sosial dengan orang lain.

Berikut beberapa gejala PTSD seperti dilansir dari Alodokter:

1. Ingatan terhadap Peristiwa Traumatis

Ingatan akan peristiwa yang membuatnya trauma sering dialami penderita PTSD. Ingatan tersebut membuat mereka merasa seakan mengulang kembali kejadian traumatis, atau bahkan muncul sebagai mimpi buruk. Hal ini bisa memicu tekanan emosional pada penderita PTSD.

2. Kecenderungan untuk Mengelak

Memikirkan atau membicarakan topik seputar peristiwa yang menyebabkan trauma cenderung dihindari oleh penderita PTSD. Topik tersebut meliputi tempat, aktivitas, kejadian, atau orang-orang yang berkaitan dengan hal traumatis tersebut.

Baca Juga: Trauma Healing Diberikan ke Anak-Anak Korban Gempa Mamuju

3. Pemikiran dan Perasaan Negatif

Rasa cemas dan pemikiran negatif yang dirasakan penderita PTSD membuat mereka cenderung menyalahkan dirinya atau orang lain.

Selain itu, penderita juga merasa putus asa dan tak lagi tertarik pada aktivitas yang dulu disukainya. Mereka juga lebih cenderung menyendiri dan sulit menjalin hubungan dengan orang lain.

4. Perubahan Perilaku dan Emosi

Ketakutan dan perasaan negatif yang dirasakan penderita PTSD dapat memicu perubahan perilaku dan emosi. Penderita PTSD sering kali mudah takut atau marah meski tidak dipicu oleh ingatan pada peristiwa traumatis.

Perubahan perilaku ini juga sering membahayakan dirinya atau orang lain. Penderita juga sulit tidur dan berkonsentrasi.

Baca Juga: Kenali Coronaphobia, Gangguan Kecemasan Berlebih Selama Pandemi Covid-19

Gangguan ini dapat terjadi kepada siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Tidak ada yang bisa dilakukan untuk mencegah PTSD, namun ada hal-hal yang dapat dilakukan bila mengalami kejadian traumatis.

Bicarakan kejadian traumatis yang dialami kepada orang yang dipercaya, kemudian coba untuk berfokus pada hal yang positif dari kejadian yang dialami.

Jika tingkat gangguan semakin parah, segera hubungi profesional untuk mendapatkan langkah pengobatan dan pemulihan dari gangguan yang dialami.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x