JAKARTA, KOMPAS.TV - Kemitraan strategis antara Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) tampaknya akan semakin kuat.
Hal tersebut menyusul adanya paparan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR, Selasa (26/1/2021).
Dia mengatakan bahwa ada lima sektor kerja sama yang diprioritaskan pemerintah terkait kemitraan dengan AS.
Baca Juga: China Bantah Klaim Mantan Menlu AS Tentang Genosida di Uyghur
Pertama, yaitu kerja sama ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan.
"Kerja sama ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan yang saling menguntungkan. Hal ini merupakan salah satu prioritas dan akan terus dijajaki," kata Retno, dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR, dikutip dari Kompas.com, Selasa.
Kedua, Indonesia-AS memiliki limited trade deal dan mendorong investasi AS di sektor infrastruktur, konektivitas, dan energi terbarukan.
Ketiga, yaitu penguatan kerja sama bidang ketahanan kesehatan.
"Penguatan kerja sama kesehatan juga merupakan prioritas lainnya," tutur Retno.
Keempat, yaitu kerja sama pertahanan dan keamanan lintas batas. Kelima, kerja sama di bidang pendidikan.
"Kerja sama terkait pertahanan dan keamanan lintas batas dalam menghadapi berbagai macam ancaman, serta pemajuan nilai-nilai bersama dan kerja sama pendidikan juga merupakan prioritas yang akan dikedepankan," ujar Retno.
Baca Juga: 5 Poin Hasil Pertemuan Menlu Retno dengan Menlu China Wang Yi
Dalam aspek multilateral, Indonesia mendorong AS turut berkontribusi dalam penanganan pandemi Covid-19.
Retno mengatakan, kontribusi AS sebagai negara besar sangat dibutuhkan.
"Saat ini dunia memerlukan spirit kolaborasi dan kepemimpinan global yang lebih kuat. Kontribusi Amerika tentu sangat diharapkan," kata Retno.
Retno mengatakan, Indonesia mengapresiasi langkah AS di bawah kepemimpinan Joe Biden yang memutuskan kembali bergabung dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
AS juga kini menjadi bagian dari ACT-Accelarator dan Covax.
"Alhamdulillah salah satu kebijakan pertama dalam pemerintahan Biden yaitu, AS kembali menjadi anggota WHO dan bahkan jd bagian dari ACT-Accelarator dan Covax untuk mendorong kesetaraan akses vaksin bagi semua negara," ucap Retno.
Baca Juga: Tak Main-Main, Biden Naikkan Target Vaksin Jadi 1,5 Juta Suntikan Setiap Hari
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.