JAKARTA, KOMPAS.TV - Mari kita waspadai prediksi akan kembali terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 di Indonesia memasuki awal tahun 2021 mendatang.
Prediksi itu sebagaimana disampaikan pakar atau ahli epidemiologi Indonesia dari Universitas Griffith di Australia Dicky Budiman.
Baca Juga: 360 Orang Ditemukan Positif Covid-19 di Bandara Soekarno-Hatta Setelah Jalani Rapid Test Antigen
Ia mengatakan hal itu terlihat dari berbagai indikator terkait Covid-19 di Indonesia yang kian mengalami kenaikan.
"Jadi artinya ini ada sinyal serius seperti indikator angka kematian, angka hunian rumah sakit, kasus harian, tes positivity rate ini semua meningkat," kata Dicky kepada Kompas.com, Sabtu (26/12/2020).
"Memasuki di tahun 2021 awal ini, akan memasuki masa yang sangat harus kita waspadai. Dan ada potensi ledakan kasus," ujar dia.
Dicky tidak menyebut spesifik penyebab potensi ledakan kasus tersebut.
Ia hanya mengatakan kondisi Indonesia saat ini sudah dalam kondisi kritis.
Oleh karena itu, Dicky menyarankan pemerintah untuk memasifkan program tracing, testing, and treatment (3T) dan masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan.
Protokol kesehatan yang dimaksud adalah memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak (3M).
"Masyarakat 3M selain membatasi pergerakan mobilitas, interaksi," ujar dia.
Adapun di Desember ini ada beberapa momen libur panjang.
Adapun libur tersebut mulai dari tanggal 24 hingga 27 Desember 2020 yang merupakan libur Natal.
Sementara itu, pada 28-30 Desember 2020 tidak ada libur, sehingga masyarakat pun diharuskan tetap bekerja seperti biasa.
Kemudian, kata dia, libur pengganti Idul Fitri ditetapkan pada tanggal 31 Desember 2020.
Adapun libur Tahun Baru ditetapkan tanggal 1 Januari 2021 dan ditambah tanggal 2-3 Januari 2021 yang merupakan libur akhir pekan karena tepat jatuh pada Sabtu-Minggu.
Melihat banyaknya masa liburan panjang ini masyarakat diimbau untuk tidak melakukan perjalanan dan membuat kegiatan yang menimbulkan kerumunan.
Baca Juga: Mengisi Waktu Liburan Sekolah dengan Main Wayang Suket
Sebelumnya diberitakan, sejak diberlakukannya rapid test antigen Covid-19 jelang liburan Natal dan Tahun Baru tahun ini, jumlah orang yang telah menjalaninya terbilang banyak.
Hal ini dapat dilihat dari angka yang dilaporkan oleh pihak Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Menurut catatan pihak bandara, sebanyak 40.000 orang telah menjalani rapid test antigen Covid-19 sejak layanan tes cepat itu dibuka pada 18 Desember hingga 24 Desember 2020.
"Airport Health Center di Bandara Soekarno-Hatta pada 18 Desember-24 Desember 2020 atau hanya dalam tujuh hari telah melakukan rapid test antigen terhadap sekitar 40.000 calon penumpang pesawat," ujar Executive General Manager Bandara Internasional Soekarno-Hatta PT Angkasa Pura II Agus Haryadi dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/12/2020), seperti dilansir Kompas.com
Jumlah orang yang positif dari tes yang dilakukan kepada 40.000 orang tersebut adalah sekitar 0,9 persen.
Itu artinya, ada sekitar 360 orang yang positif Covid-19 berdasarkan hasil rapid test antigen.
"Dari tes yang dilakukan tersebut, ditemukan angka positivity rate sekitar 0,9 persen," tutur Agus Haryadi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.