JAKARTA, KOMPAS.TV - Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana menilai bahwa undangan Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Mark Esper kepada Menhan RI Prabowo Subianto sebagai strategi AS menghadapi China.
"Undangan Menhan AS kepada Menhan Prabowo ke AS harus dilihat sebagai strategi AS menghadapi China," ujar Hikmahanto dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/10/2020), dikutip dari Kompas.com.
Hikmahanto menuturkan, berdasarkan "buku putih" Departemen Pertahanan AS disebutkan bahwa China berniat untuk membangun pangkalan militer di Indonesia.
Menurutnya, keinginan China tersebut tak lepas karena faktor kedekatan ekonomi Indonesia dengan Negeri Tirai Bambu.
Baca Juga: Prabowo Diundang ke AS, Guru Besar UI: Amerika Ingin Indonesia Tak Jatuh dalam Perangkap China
Hikmahanto mengatakan, AS khawatir ketergantungan ekonomi Indonesia terhadap China akan melemahkan prinsip kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif.
Sebab, AS memprediksi Indonesia akan jatuh ke tangan China dengan ketergantungan ekonominya dan mudah dikendalikan China.
Padahal, kata dia, Indonesia adalah negara strategis dan memiliki peran yang sentral di kawasan Asia Pasifik, baik untuk AS maupun China.
"Karenanya Menhan AS mengundang Menhan Indonesia untuk memperkuat kerja sama pertahanan kedua negara," kata dia.
"Tapi di balik kerja sama itu AS ingin agar Indonesia tidak jatuh dalam perangkap China," sambung dia.
Baca Juga: Prabowo Akui Teknologi Pertananan Indonesia Kalah dengan Bangsa Lain
Pesan Indonesia Berpihak ke AS
Selain itu, menurut Hikmahanto, undangan tersebut juga dapat dimaknai sebagai pesan AS kepada China, bahwa Indonesia berpihak kepada AS, terutama dalam ketegangan AS-China di Laut China Selatan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.