KARAWANG, KOMPAS.TV - Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo membantah anggapan bahwa KAMI menjadi tunggangan baginya untuk menyalonkan presiden (nyapres).
"Boleh-boleh saja kalau menyangka seperti ini (alat dirinya nyapres). Namanya juga politikus pasti di kaitkan dengan politik. Saya hargai itu," ujar Gatot saat ditanya wartawan di kediaman salah satu anggota KAMI Daday Hudaya, di Telukjambe, Karawang, Jawa barat, Rabu (30/9/2020) dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Detik-detik Ratusan Pedemo Kocar-kacir Diserbu Pendukung Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo
Menurut Gatot, jika ada orang yang mengkritiknya berarti orang tersebut telah mendengarkannya baik-baik. Sebab, lanjut Gatot, tugasnya adalah menyelami pola pikir orang agar bisa paham.
Sementara ditanya jika para ulama mendoakannya menjadi presiden, Gatot menjawab singkat.
"Saya yakin para ulama berdoa untuk saya menjadi presiden, tapi berdoa juga untuk menyelamatkan bangsa ini," ucap mantan Panglima TNI itu.
Baca Juga: Momen Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo Bersitegang dengan Dandim Jaksel karena Dilarang Masuk TMP
Siap Keluar jika KAMI Jadi Partai
Lebih lanjut, Gatot menyebut bahwa KAMI adalah organisasi moral. Dia juga meyakinkan KAMI tidak akan berubah menjadi partai politik.
Gatot menyatakan akan keluar jika organisasi KAMI berubah menjadi partai.
"Kalau menjadi partai politik pasti saya, Farudin, Prof Wahab dan yang lainnya akan keluar dari KAMI," ujarnya.
Meski baru dua bulan berdiri, Gatot menyebut organisasi itu cepat berkembang karena peran masyarakat.
Ia tak mau masyarakat dibohongi bahwa KAMI akan berubah menjadi partai. Sebab, Gatot dan rekan-rekannya di KAMI tidak membuat partai.
"Organisasi kita ini adalah organisasi berjaring. Jadi saya dengan dari Karawang dari mana-mana, kalo nanti ada KAMI RT ada, adalah mitra," ucapnya.
Baca Juga: Ditolak Massa, Gatot Pastikan KAMI Tak Akan Jadi Parpol
Diketahui, sebelum ke Telukjambe, Karawang, Gatot sedianya menghadiri acara deklarasi KAMI di Tugu Proklamasi Regasdengklok, Karawang, Rabu (30/9/2020).
Namun acara tersebut akhirnya dibubarkan karena mendapatkan penolakan dari ormas.
Setelah acara di Rengasdengklok dibubarkan, acara KAMI dilanjutkan di rumah salah satu anggota KAMI, Daday Hudaya di Telukjambe, Karawang.
Baca Juga: Terbentur Jam Malam, KAMI Karawang Gagal Nobar Film G30SPKI
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.