JAKARTA, KOMPAS.TV - Betapa bangganya orang tua Indrian Puspita Rahmadhani saat mengetahui anaknya untuk kedua kalinya terpilih menjadi anggota Paskibraka pada Upacara HUT ke-75 RI di Istana Merdeka siang tadi.
"Saya bahagia sekali anak saya terpilih lagi yang kedua kali menjadi anggota Paskibraka mewakili Aceh tahun ini," kata orang tua Indrian, Elly Hafni, saat dihubungi, dikutip dari Kompas.com, Minggu (16/8/2020) kemarin.
Memang, Indrian terpilih untuk kedua kalinya. Bukan hanya Indrian, tujuh orang anggota Paskibraka yang bertugas pada hari ini juga demikian.
Pasalnya, karena pandemi Covid-19 pihak Istana Kepresidenan memutuskan tidak melakukan seleksi Paskibraka untuk tahun ini.
Untuk pasukan pengibar bendera tahun ini, Istana Kepresidenan memutuskan untuk menunjuk Paskibraka yang terpilih pada tahun lalu. Namun itu pun hanya delapan orang, atau hanya pasukan inti saja.
Sementara pasukan pengiring yang berjumlah 17 orang tidak diikutsertakan.
Jadi Paskibraka pada tahun ini mendapatkan kesempatan langka, karena bertugas hingga dua kali.
Memang sangat langka, untuk menembus menjadi anggota Paskibraka saja bukanlah perkara mudah. Proses seleksi dilakukan dengan ketat, dan dilakukan secara berjenjang, dari daerah hingga ke pusat.
Tak peduli siapapun orangnya, semua yang akan bertugas menjadi Paskibraka di Istana akan melalui proses seleksi ketat. Termasuk anak atau kerabat presiden sekalipun.
Jika menyangka anak atau kerabat presiden tidak akan ada yang menjadi anggota Paskibraka, itu salah sama sekali.
Baca Juga: Gelar Upacara HUT RI Ke-75 Secara Virtual, Hanya 8 Anggota Paskibraka yang Bertugas
Jika menilik lembar sejarah, siapa sangka Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri pernah menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Bahkan ditugaskan sebagai pembawa baki bendera.
Tidak kira-kira, hingga dua kali Megawati menjadi anggota Paskibraka dengan penugasan yang sama.
Megawati menjadi anggota Paskibraka di saat ayahnya, Ir Soekarno memimpin negeri ini. Megawati mengalami menerima bendera pusaka langsung dari ayahnya sendiri pada 17 Agustus 1955, dan 17 Agustus 1964.
Dua tahun silam, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menceritakan kisahnya sebagai pengibar bendera. Saat itu bendera yang dibawanya masih bendera pusaka asli.
Sebagai alumnus Paskibra angkatan 64 Megawati pernah menjadi pembawa baki bendera pusaka saat peringatan detik-detik proklamasi tahun 1964.
Bendera pusaka yang dikibarkan di Istana Merdeka saat Proklamasi Kemerdekaan itu dijahit tangan sendiri oleh ibunya Fatmawati.
“Saya juga saksi hidup yang mengalami ketika tahun 1964 saya masih mengibarkan bendera pusaka asli. Lalu setelah itu saya lihat bendera pusaka asli masih dibawa, tapi sudah diganti dengan bendera baru yang waktu itu ditenun,” kenang Megawati dalam pidato saat memperoleh penghargaan Lifetime Achievement Bhakti Teratai Putra Indonesia dari Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia di Balai Sarbini, Jakarta Pusat, dikutip dari Tribun Manado, Sabtu (10/11/2018) malam.
Tidak hanya Megawati yang saat itu ditunjuk sebagai anggota Paskibraka. Putri proklamator Mohammad Hatta, Meutia Hatta, juga menjadi anggota Paskibraka.
Meutia seangkatan dengan Megawati sebagai anggota Paskibraka.
Selain Megawati, adiknya, yakni Rachmawati Soekarnoputri juga pernah berkesempatan menjadi anggota Paskibraka dengan penugasan yang sama. Yakni pada 17 Agustus 1966.
Baca Juga: Inilah Daftar 8 Anggota Paskibraka yang Bertugas di Istana pada HUT RI ke-75
Memasuki Orde Baru, jejak kedua putri proklamator pun diikuti oleh cucu Presiden ke-2 RI Soeharto.
Danty Rukmana, anak pasangan Indra Rukmana dan Siti Hardianti Rukmana atau yang akrab dipanggil Mbak Tutut, juga menjadi anggota Paskibraka pada 17 Agustus 1990.
Sama seperti putri kedua proklamator, Danti ditugaskan menjadi pembawa baki bendera. Danti menerima langsung bendera yang akan dikibarkan dari Presiden Soeharto, kakeknya.
Diceritakan, Danty mengikuti seleksi anggota Paskibraka tanpa diketahui pihak keluarga.
Jejak Danty kemudian diikuti oleh adik sepupunya, Eno Sigit, putri dari Sigit Sigit Harjojudanto. Serta Wiratama Hadi Ramanto, putra tunggal Mamiek Soeharto, panggilan akrab Siti Hutami Endang Adiningsih, dengan Pratikno Singgih.
Jika Danty dan Eno menjadi anggota Paskibraka di saat kakeknya masih menjabat presiden, berbeda dengan Wiratama.
Wira atau Hadi menjadi anggota Paskibraka pada upacara 17 Agustus 2007. Saat itu Presiden RI adalah Susilo Bambang Yudhoyono. Wira bertugas sebagai pengerek bendera.
Meski kakeknya merupakan Presiden ke-2 RI, Wira mengaku bangga bisa bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Saya senang sudah bisa tampil, bisa bertemu dengan Presiden," ujarnya saat itu.
Status Wira sebagai cucu bekas orang nomor satu di negeri, bahkan diketahui oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat itu. Dalam pertemuannya dengan Paskibraka, Presiden menyempatkan diri untuk berbincang dengan dan menitipkan salam untuk Soeharto.
"Salam pada Eyang (Soeharto) ya," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat itu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.