JAKARTA, KOMPAS.TV- Berbuka puasa adalah momen yang sangat dinanti setelah seharian menahan lapar dan dahaga. Namun, tak jarang rasa lapar membuat kita cenderung makan berlebihan saat berbuka puasa.
Meski terasa menyenangkan, kebiasaan makan berlebihan dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan.
Melansir laman Healthline, berikut beberapa dampak buruk makan berlebihan, terutama saat berbuka puasa.
Baca Juga: Serunya Berburu Takjil Buka Puasa di Kampung Ramadan dan Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Salah satu dampak buruk saat makan berlebihan adalah memicu masalah pencernaan. Makan berlebihan menyebabkan lambung melebihi kapasitas normal, sehingga membuat rasa terlalu kenyang dan tidak nyaman di perut dengan gejala, seperti kembung dan mual.
Makan berlebihan, terutama saat perut kosong dalam waktu yang lama, dapat memicu naiknya asam lambung (refluks asam). Refluks asam terjadi ketika asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan dan menyebabkan rasa asam atau sensasi terbakar.
Makan berlebihan juga bisa menyebabkan kantuk. Fenomena tersebut dikenal sebagai hipoglikemia reaktif atau reactive hypoglycemia.
Hal ini terjadi ketika tubuh melepaskan insulin dalam jumlah besar untuk merespons lonjakan gula darah yang signifikan setelah makan besar, terutama makanan tinggi karbohidrat sederhana.
Pada momen itu, kadar gula darah kita turun segera setelah terjadi lonjakan gula darah.
Dampak buruk makan berlebihan selanjutnya adalah lonjakan gula darah secara drastis. Makan berlebihan, terutama makanan tinggi karbohidrat sederhana dan gula, menyebabkan tubuh mencerna dan menyerap glukosa dengan cepat.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Healthline
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.