JAKARTA, KOMPAS.TV - Hipotermia bukan hanya ancaman bagi para pendaki gunung, tetapi juga bisa terjadi dalam berbagai situasi sehari-hari.
Menurut National Library of Medicine, kondisi ini menyebabkan hingga 1.500 kematian per tahun di Amerika Serikat, dengan setengah dari kasusnya memerlukan perawatan darurat.
Memahami Hipotermia
Hipotermia terjadi ketika suhu inti tubuh turun di bawah 35°C, jauh dari suhu normal manusia yang berkisar antara 36,5°C hingga 37,5°C. Jika tidak ditangani dengan cepat, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian.
Paparan suhu dingin dalam waktu lama bisa mengganggu fungsi kognitif seseorang, membuatnya sulit mencari bantuan medis.
Tahapan Hipotermia
Berdasarkan tingkat keparahannya, hipotermia dibagi menjadi tiga kategori utama:
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Dikutip dari Healthline, seseorang yang mengalami hipotermia biasanya menunjukkan beberapa tanda seperti:
Pada kasus yang lebih parah, gejala dapat berkembang menjadi kelelahan ekstrem, detak jantung tidak teratur, kehilangan kesadaran, hingga gagal napas akut.
Baca Juga: Detik-Detik Petugas Evakuasi Bayi dan Lansia Korban Banjir di Sejumlah Titik di Jakarta
Apa Penyebab Hipotermia?
Hipotermia terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak panas daripada yang bisa dihasilkannya. Beberapa penyebab utamanya antara lain:
Saat tubuh menghadapi suhu ekstrem, ia akan berusaha menghasilkan panas melalui menggigil. Namun, jika mekanisme ini gagal, suhu tubuh bisa turun dengan cepat dan berisiko mengancam nyawa.
Siapa yang Berisiko Mengalami Hipotermia?
Beberapa kelompok lebih rentan terhadap hipotermia, termasuk:
Dampak Serius Hipotermia
Jika tidak segera ditangani, hipotermia dapat menyebabkan komplikasi berat, seperti:
Pertolongan Pertama untuk Hipotermia
Jika seseorang dicurigai mengalami hipotermia, segera lakukan langkah berikut:
Baca Juga: Ikut Dievakuasi, Fiersa Besari Ceritakan Tragedi 2 Pendaki Meninggal di Puncak Carstensz Papua
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.