JAKARTA, KOMPAS.TV - Kanker payudara adalah kondisi di mana sel-sel abnormal pada payudara berkembang tanpa terkendali, membentuk tumor.
Jika tidak ditangani, tumor tersebut dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh dan berpotensi mengancam nyawa.
Menurut laman resmi WHO, kanker payudara biasanya bermula di saluran susu atau lobulus yang memproduksi susu dalam payudara.
Pada tahap awal (in situ), kanker ini tidak berbahaya dan dapat dideteksi lebih awal.
Namun, sel kanker dapat menyebar ke jaringan payudara di sekitarnya dan menyebabkan benjolan atau penebalan yang menandakan perkembangan tumor invasif.
Ketika kanker payudara invasif terjadi, sel-sel kanker dapat menyebar ke kelenjar getah bening atau organ di sekitarnya (metastasis).
Kondisi metastasis ini bisa menjadi sangat berbahaya dan bahkan mematikan.
Pengobatan kanker payudara bervariasi tergantung pada individu, jenis kanker, dan seberapa jauh penyebarannya.
Biasanya, pengobatan ini melibatkan kombinasi pembedahan, terapi radiasi, dan pengobatan medis.
Jenis kelamin perempuan adalah faktor risiko paling signifikan untuk kanker payudara, dengan sekitar 99% kasus terjadi pada wanita dan 0,5–1% pada pria.
Pengobatan kanker payudara pada pria menggunakan pendekatan yang sama seperti pada wanita.
Dikutip dari Kompas.com, usia penderita kanker ini semakin muda. Temuan ini dilaporkan jurnal CA: A Cancer Journal for Clinicians.
Data dalam studi tersebut memang berasal dari Amerika Serikat yang mengungkap terjadinya penurunan kematian akibat kanker payudara sampai 44 persen antara tahun 1989 dan 2022.
Walau begitu, insiden penyakit ini naik satu persen setiap tahunnya.
Ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terkena kanker payudara.
Termasuk usia lanjut, obesitas, konsumsi alkohol berlebihan, riwayat keluarga yang menderita kanker payudara, paparan radiasi sebelumnya, faktor reproduksi (seperti usia menstruasi pertama dan usia saat kehamilan pertama), penggunaan tembakau, dan terapi hormon pascamenopause.
Baca Juga: Kisah Kakek La Haji, Tinggal Sendiri & Derita Kanker Ganas
Setengah dari kasus kanker payudara ditemukan pada wanita yang tidak memiliki faktor risiko yang dapat diidentifikasi, selain jenis kelamin (wanita) dan usia (di atas 40 tahun).
Meskipun riwayat keluarga yang mengidap kanker payudara meningkatkan risiko, mayoritas wanita yang didiagnosis kanker payudara tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit tersebut.
Tidak adanya riwayat keluarga juga tidak selalu berarti risiko lebih rendah.
Beberapa mutasi genetik yang diwariskan, seperti mutasi pada gen BRCA1, BRCA2, dan PALB-2, secara signifikan meningkatkan risiko kanker payudara.
Wanita dengan mutasi gen ini mungkin mempertimbangkan langkah-langkah pengurangan risiko seperti operasi pengangkatan payudara atau kemoprevensi.
Tanda dan gejala
Penyebab Kanker Payudara
Dikutip dari laman biofarma.co.id, sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti apa penyebab dari kanker payudara.
Tetapi terdapat beberapa faktor risiko yang dapat berpotensi terjadinya kanker payudara, seperti:
Pencegahan Kanker Payudara
Karena belum diketahui dengan pasti apa penyebab dari kanker payudara, Inisiatif Kanker Payudara Global WHO (GBCI) memiliki tujuan untuk mengurangi angka kematian akibat kanker payudara secara global sebesar 2,5% per tahun, dengan menyuarakan beberapa hal yang dianggap mampu untuk mencegah terjadinya kanker payudara seperti:
Baca Juga: Pada Usia Berapa Pria Wajib Periksa Kanker Prostat? Begini Penjelasan Dokter
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.