Kompas TV lifestyle kesehatan

Jelang World Alzheimer's Day pada 21 September, Penting Edukasi Risiko Timbulnya Demensia

Kompas.tv - 19 September 2024, 21:32 WIB
jelang-world-alzheimer-s-day-pada-21-september-penting-edukasi-risiko-timbulnya-demensia
World Alzheimer Day (Sumber: Asosiasi Alzheimer)
Penulis : Ade Indra Kusuma | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Setiap 21 September diperingati sebagai Hari Alzheimer Sedunia atau World Alzheimer's Day (WorldAlzMonth). Peringatan ini tak lain demi meningkatkan kesadaran dan menentang stigma seputar penyakit Alzheimer serta demensia lainnya. Banyak orang menyebut alzheimer dengan penyakit kepikunan.

Karena itu, WorldAlzMonth merupakan sebuah kampanye internasional untuk meningkatkan kesadaran bahaya demensia dan menantang stigma mengenai kondisi ini.

Selama bulan ini, asosiasi Alzheimer di seluruh dunia mengadakan kegiatan advokasi dan penyebaran informasi, tampilan media dan penggalangan dana. Kita semua bisa membantu dalam upaya melawan Alzheimer, dengan berbagai cara kecil dan besar.

Sejarah Hari Alzheimer

Pada tahun 1984, ADI (Alzheimer’s Disease International) didirikan di Amerika Serikat dan resmi terdaftar pada tahun 1985.

Baca Juga: Apakah Alzheimer atau Pikun Bisa Sembuh? Begini Kata Dokter

Pada tahun yang sama, konferensi pertama ADI diadakan di Brussels, Belgia. Selanjutnya, pada tahun 1992, ADI menjalin hubungan kerja resmi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pada tanggal 21 September 1994, ADI memperingati Hari Alzheimer Sedunia pertama. Presiden ADI, Putri Yasmin Aga Khan, bersama Dr. José Manoel Bertolote dari WHO menyaksikan Ketua ADI, Brian Moss, menandatangani deklarasi untuk meningkatkan kesadaran semua pihak akan demensia.

Setiap bulan September, ADI menyelenggarakan kampanye Bulan Alzheimer Sedunia (puncaknya tanggal 21 September) bersama dengan asosiasi anggotanya dari seluruh dunia. Kampanye Bulan dan Hari Alzheimer Sedunia 2024 akan berfokus pada tema ‘Time to act on dementia, Time to act on Alzheimer’s’. 

Arti Penyakit Demensia

Kata demensia menggambarkan serangkaian gejala, yaitu kehilangan memori, kesulitan berpikir dan pemecahan masalah bahkan bahasa. Demensia terjadi ketika otak mengalami kerusakan karena penyakit, seperti penyakit Alzheimer atau pun serangkaian stroke.

Demensia merupakan istilah umum, menggambarkan gejala yang terjadi ketika otak dipengaruhi oleh penyakit atau kondisi tertentu.

Ada berbagai jenis demensia, meskipun ada beberapa yang lebih umum daripada yang lain karena sering dinamai sesuai dengan kondisi yang telah menyebabkan demensia tersebut.

Penyakit Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia. Selama sakit berlangsung, zat kimia dan struktur otak berubah sehingga menyebabkan kematian sel-sel otak.

Istilah demensia menggambarkan serangkaian gejala yang mencakup kehilangan memori, perubahan suasana hati, masalah dengan komunikasi dan penalaran.

Gejala ini terjadi ketika otak mengalami kerusakan oleh penyakit atau kondisi tertentu termasuk penyakit Alzheimer.

Penyakit Alzheimer, pertama kali dijelaskan oleh ahli saraf Jerman, yaitu Alois Alzheimer, merupakan penyakit fisik yang mempengaruhi otak.

Selama berjalannya waktu penyakit protein plak dan serat yang berbelit berkembang dalam struktur otak yang menyebabkan kematian sel-sel otak.

Orang dengan Alzheimer juga memiliki kekurangan beberapa bahan kimia penting dalam otak mereka. Bahan kimia ini terlibat dengan pengiriman pesan dalam otak.

Alzheimer adalah penyakit progresif, bertahap dari waktu ke waktu dan menyebabkan lebih banyak bagian otak yang rusak. Karena itulah gejala yang muncul menjadi lebih parah.

Bisakah Disembuhkan?

Dokter spesialis neurologi dr. Baarid Luqman Hamidi, Sp. N., Subsp. NIITCC (K) menjelaskan, penyakit alzheimer tidak bisa sembuh total.

Tetapi bisa dihambat perkembangannya dengan perubahan gaya hidup dan konsumsi obat yang sesuai.

"Kalau demensia alzheimer tidak bisa sembuh, tetapi bisa diperlambat, yaitu dengan perubahan gaya hidup, kemudian latihan (terapi), dan obat," kata dr. Baarid saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/9/2024).

Baarid memberi contoh, obat yang bisa digunakan untuk penyakit pikun atau alzheimer salah satunya adalah ginkgo biloba.

"Ginkgo biloba itu termasuk herbal dan bukan psikotropika, tapi sudah terstandarisasi, diteliti, dan terbukti baik untuk pengobatan demensia (alzheimer), terutama saat tahap mild cognitive impairment (tahap awal demensia)," ujar dokter yang berpraktik di RS JIH Solo tersebut.

Baarid menambahkan, penggunaan ginkgo biloba untuk penyakit pikun atau alzheimer memerlukan resep dan pengawasan dari dokter.

Baca Juga: Youtuber 30 Juta Subscriber iShowSpeed Kunjungi Indonesia, Main ke Kota Tua Cicip Rendang

"Jika digunakan tanpa petunjuk atau pengawasan, efek sampingnya bisa sakit kepala, pusing, dan jantung berdebar," katanya.

Adapun obat medis yang biasanya dipakai pada pasien alzheimer, dokter Baarid menjelaskan, salah satunya adalah obat golongan cholinesterase inhibitors.

"Kalau yang sifatnya bukan herbal, yang biasa kita pakai itu namanya donepezil atau golongan cholinesterase inhibitors. Jadi ingatannya, biasanya lebih baik, lebih cepat mengingat dengan dua gabungan obat alzheimer, yaitu ginkgo biloba dan donepezil," papar dokter sekaligus staf pengajar PPDS Neurologi Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah itu.


 

 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x