JAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam beberapa pekan terakhir, ada beberapa hari yang sangat panas menyengat. Salah satu hal yang patut dihindari saat musim panas tiba adalah dehidrasi atau kekurangan cairan. Jadi pastikan tubuh kita memiliki asupan cairan yang cukup.
Para ahli di seluruh dunia menyarankan untuk memasukkan air, pendingin, dan makanan musiman ke dalam makanan sehari-hari kita untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuh dan tetap terhidrasi.
Meski kita semua sadar akan pentingnya hidrasi, namun yang sering kita abaikan adalah cara yang tepat untuk menyeimbangkan cairan dalam tubuh.
Baca Juga: Waspada Jika Kerap Merasakan Rasa Darah dalam Mulut
Mengutip NDTV, berikut 6 anjuran dan larangan agar tubuh terhidrasi dengan baik saat Anda tengah minum air.
Anda mungkin pernah mendengar orang merekomendasikan minum setidaknya enam hingga delapan gelas air per hari.
Meskipun nasihat tersebut cukup masuk akal, namun tidak memenuhi kebutuhan individu.
Menurut artikel di situs resmi Universitas Nebraska-Lincoln, jumlah air yang Anda butuhkan bergantung pada jenis kelamin, kesehatan, tingkat aktivitas, lingkungan, dan berbagai faktor lainnya.
Jadi, para ahli menyarankan untuk memahami apa yang dibutuhkan tubuh Anda dan memperhatikan asupan cairan Anda.
Percaya atau tidak, meminum air berlebih atau menambah jumlah cairan pada makanan Anda bisa berbahaya.
Parmeet Kaur, ahli gizi senior di Rumah Sakit Narayana di Gurugram India mengatakan, minum air berlebih dari biasanya cenderung meningkatkan total volume darah. Itu juga menekan ginjal Anda untuk bekerja lembur menyaring kelebihan air dari sistem peredaran darah Anda.
Jadi, hindari memaksakan diri untuk minum air putih.
Saat haus, kita cenderung minum banyak air sekaligus, yang terkadang menyebabkan kembung, sakit kepala, dan pusing.
Oleh karena itu, menurut Klinik Cleveland, cara terbaik untuk mengatasi dehidrasi adalah dengan minum sebelum Anda haus.
Keluar rumah di musim panas berarti keringat berlebih dan kehilangan cairan. Hal ini tentu saja meningkatkan risiko dehidrasi.
Sebuah studi dari John Hopkins Medical School merekomendasikan rehidrasi untuk mengembalikan keseimbangan cairan, elektrolit, dan garam tubuh.
Dalam kasus seperti ini, Anda dapat menggunakan air kelapa, dan minuman lain yang kaya elektrolit, selain air putih, untuk menjaga diri Anda tetap terhidrasi dengan baik.
Baca Juga: 13 Gangguan Kecemasan atau Anxiety Disorder yang Dialami Milenial dan Gen Z, Kamu Pernah yang Mana?
Ketika berbicara tentang minuman, tidak ada kekurangan pilihan.
Dari segelas air sederhana hingga mocktail dan koktail termewah, Anda akan dimanjakan dengan banyak pilihan.
Namun, Anda perlu membuat pilihan ini dengan bijak.
Misalnya, minuman bersoda, es teh, kopi dingin, atau sebotol bir dingin dapat meredakan haus secara instan, namun memiliki efek negatif dalam jangka panjang.
Menurut Klinik Cleveland, kafein, minuman manis, dan alkohol bersifat diuretik, dan mengonsumsinya secara berlebihan meningkatkan risiko dehidrasi dan bahaya kesehatan terkait.
Melansir Grid, minum sambil berdiri dapat mengganggu proses pencernaan. Saat berdiri, tubuh Anda tidak memungkinkan cairan untuk tersebar dengan baik ke organ pencernaan.
Akibatnya, pencernaan makanan menjadi terganggu, yang dapat menyebabkan perut kembung, sembelit, atau masalah pencernaan lainnya.
Selain itu, minum sambil berdiri juga bisa meningkatkan risiko penyakit asam lambung atau GERD, mengganggu penyerapan nutrisi oleh tubuh, dan dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah, terutama pada orang yang memiliki tekanan darah tinggi.
Minum sambil berdiri juga dapat meningkatkan risiko cedera, terutama pada anak-anak dan lansia.
Saat minum dalam posisi berdiri, Anda lebih rentan terhadap tersedak atau terjatuh akibat keseimbangan yang terganggu.
Jadi, selalu disarankan untuk duduk dan menyesap air secara perlahan agar tubuh dapat memanfaatkannya secara efisien.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.