JAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam beberapa hari ke depan, umat muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia, akan menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1445 H.
Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah dan berbagai amalan ibadah pahalanya dilipatgandakan.
Di bulan Ramadan, umat muslim menjalankan ibadah puasa yakni menahan rasa lapar dan haus serta nafsu dari terbit matahari hingga tenggelam.
Untuk menyambut bulan suci Ramadan, ada banyak tradisi unik dan menarik yang kerap dilakukan oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
Baca Juga: 1 Ramadan Berapa Hari Lagi? Berikut Hitung Mundurnya
Tradisi atau kebiasaan unik tersebut sudah dilakukan secara turun-temurun setiap tahunnya.
Berikut tradisi-tradisi unik menyambut Ramadan di berbagai daerah:
Padusan merupakan tradisi mandi di sumber air alami sebagai simbol penyucian diri sebelum Ramadan.
Masyarakat di Jawa Tengah dan Yogyakarta melakukan tradisi ini untuk menggambarkan pentingnya kesucian batin dalam menyambut bulan puasa.
Selain Padusan, di Jawa Tengah juga ada tradisi Nyadran yang kerap dilakukan sebelum Ramadan.
Nyadran merupakan tradisi ziarah kubur, yang juga mencakup bersih desa, selamatan, dan makan bersama untuk menegaskan nilai-nilai kekeluargaan dan persaudaraan.
Orang Betawi biasanya melakukan tradisi Nyorog menjelang Ramadan. Biasanya, tradisi ini dilakukan dengan membagikan bingkisan kepada sanak saudara.
Adapun makanan khas Betawi yang sering dibagikan saat tradisi Nyorog ini di antaranya adalah sayur gabus pucung, ikan bandeng, dan olahan daging kerbau.
Berbeda dengan ketiga tradisi di atas, masyarakat Riau biasanya melakukan tradisi Pacu Jalur untuk menyambut bulan suci Ramadan.
Tradisi ini cukup unik karena merupakan perlombaan dayung perahu berukuran 40 meter, berisi 40-60 orang. Biasanya, ajang perlombaan Pacu Jalur dilakukan di Sungai Kuantan.
Tradisi ini telah hadir terutama di kalangan masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi dalam menyambut bulan Ramadan dan hari besar Islam. Tetapi saat ini, Pacu Jalur juga kerap dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI.
Baca Juga: Potret Antusiasme Warga Berebut Gunungan, Sadranan Tradisi Warga Klaten Jelang Ramadan
Selanjutnya, ada tradisi Munggahan yang kerap dilakukan oleh masyarakat di wilayah Jawa Barat. Munggahan berasal dari bahasa Sunda yang memiliki arti "sampai ke".
Masyarakat Jawa Barat memaknai tradisi ini sebagai sampainya mereka di bulan suci Ramadan.
Tradisi Munggahan kerap dilakukan di akhir bulan Syakban atau beberapa hari sebelum memasuki bulan Ramadan. Mereka melakukannya sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT, serta upaya membersihkan diri dari hal buruk sebelum memasuki bulan penuh keberkahan.
Tradisi ini biasanya dilakukan dengan acara makan bersama, saling meminta maaf dan bersilaturahmi, dan melakukan kegiatan bersih-bersih di makam keluarga.
Tradisi Meugang di kota Serambi Mekkah ini sudah ada sejak zaman kerajaan Aceh Darussalam, sekira abad ke-14.
Masyarakat yang melakukan tradisi ini akan menyembelih atau membeli daging di pasar. Kemudian, daging diolah dan disantap bersama keluara, rekan kerja, dan bahkan warga desa setempat.
Selain menjelang Ramadan, tradisi ini juga kerap dilakukan menjelang Hari Raya Idulfitri dan Iduladha.
Baca Juga: Harga Beras Masih Tinggi Jelang Ramadan, KPPU Bahas Bersama Kementerian dan Asosiasi Pengusaha
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.