JAKARTA, KOMPAS.TV - Kegagalan merupakan hal yang pernah dialami hampir setiap orang. Meskipun segala upaya telah dilakukan dengan maksimal, kegagalan tetap bisa menghampiri.
Namun, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Pasalnya, kegagalan justru dapat menjadi penanda bahwa ada peluang baru yang harus dimaksimalkan. Maka, diperlukan sikap lapang dada untuk menerima kegagalan dan segera bangkit dari keterpurukan.
Hal itu pun terangkum dalam siniar Beginu episode “Beginu Wrapped Up: Menjadi Manusia yang Melunak, Melambat, dan Menerima Kegagalan” yang dapat diakses melalui tautan dik.si/BeginuWPU1.
Bersama Wisnu Nugroho, para narasumber, seperti Marchella FP, Ade Putri Paramadita, dan Tomi Wibisono, membagikan kisahnya mengenai peristiwa-peristiwa yang memberikan makna untuk menerima kegagalan dan menjadikan sosok yang lebih bijaksana.
Meski tidak mudah, berdamai dengan kegagalan menjadi langkah pertama yang perlu dilakukan untuk menjadi pribadi yang tangguh dalam menjalani kehidupan.
Dilansir dari Very Well Mind, ada banyak hal yang menjadi alasan rasa gagal itu muncul, di antaranya adalah konsep diri yang buruk, perasaan tidak berdaya, kecemasan, hingga harapan yang tidak realistis.
Perasaan-perasaan tersebut harus dikendalikan agar tidak mengganggu logika berpikir hingga berujung pada depresi. Kita dapat mengubah perasaan negatif akibat kegagalan dengan salah satu prinsip kehidupan, yaitu stoikisme.
Dikutip dari Stanford Edu, stoikisme berasal dari kata stoa poikilê, yaitu nama sebuah teras di Agora, Athena yang dihiasi lukisan mural.
Baca Juga: Kisah Heri Pemad Membangun Wadah Seni Bernama Art Jog
Stoikisme adalah aliran filsafat yang memiliki pandangan bahwa manusia harus mampu mengendalikan emosi dalam diri untuk mensyukuri apa yang telah terjadi. Filosofi ini mengajarkan bagaimana menjaga pikiran untuk tetap tenang, rasional, dan fokus pada apa yang dapat dikendalikan.
Selain itu, stoikisme juga memahami bahwa apapun yang terjadi oleh manusia bersifat netral, baik dan buruknya peristiwa tergantung dari interpretasi kita terhadap hal tersebut. Begitu pun dengan kegagalan, hal ini bisa menjadi positif atau negatif tergantung dari kita menyikapi kegagalan tersebut.
Pemahaman stoikisme dapat mengurangi ketakutan dan kekecewaan yang terjadi karena kegagalan. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, ada beberapa cara berpikir stoik.
Setiap orang harus menyadari bahwa sejatinya hidup tidak akan selalu senang dan nyaman. Mengenal kelebihan dan kekurangan yang dimiliki diri sendiri akan membantu seseorang untuk berdamai dan mengendalikan emosi-emosi yang ada.
Selain itu, mengenal diri sendiri pun akan mendorong seseorang untuk sabar dalam menghadapi masalah dan kegagalan yang dihadapi.
Seorang stoik akan berpikir bahwa kemalangan dan kegagalan yang terjadi merupakan sumber pembelajaran untuk mendapatkan keberhasilan di masa depan. Salah satu konsep stoikisme adalah kebahagiaan bisa diciptakan dengan fokus pada hal positif dan lekas bangkit dari kegagalan yang dialami.
Baca Juga: Tomi Wibisono, Perkenalan dengan Politik dan Kenakalan
Lantas, bagaimana Marchella FP, Ade Putri Paramadita, dan Tomi Wibisono dalam memaknai kegagalan?
Temukan jawabannya melalui perbincangan tokoh-tokoh inspiratif tersebut bersama Wisnu Nugroho dalam siniar Beginu episode “Beginu Wrapped Up: Menjadi Manusia yang Melunak, Melambat, dan Menerima Kegagalan” hanya di Spotify.
Di sana, ada banyak kisah dari para tokoh inspiratif yang mampu memberikan perspektif baru untuk hidupmu.
Tunggu apalagi? Yuk, ikuti siniar Beginu dan akses playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya!
Penulis: Rangga Septio Wardana dan Ristiana D. Putri
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.