Kompas TV kolom opini

Negeri di Atas Awan

Kompas.tv - 3 Desember 2024, 14:19 WIB
negeri-di-atas-awan
La Statua della Liberia, Patung Kebebasan di Lapangan Kebebasan, San Marino. (Sumber: Trias Kuncahyono)

Akhirnya sampai juga di San Marino, yang sudah lama kami dengar ceritanya. San Marino, negeri yang terkunci di tengah Italia ini adalah negeri terkecil ketiga di Eropa setelah Vatikan dan Monaco. Luas Vatikan, 44 ha (0,44 km2), Monaco (1,95 km2), sementara San Marino 61 km2, Jakarta 661,5 km2, dan Yogyakarta, 32,8 km2.

Jadi, San Marino empat kali Vatikan, luasnya. San Marino adalah sebuah negara merdeka yang menurut tradisi didirikan pada 3 September 301. Maka, disebut negara (republik konstitusional) tertua di dunia.

Negeri ini sangat unik. Untuk masuk ke negeri ini, tidak perlu surat-surat (seperti paspor), tidak perlu berurusan dengan imigrasi. Mau masuk, masuk saja. Mau keluar, keluar saja. Meskipun semua sisinya dikepung wilayah Italia, namun perbatasannya terbuka.

San Marino tidak memiliki bandara atau stasiun kereta api, jadi paling mudah cara masuk adalah dengan mobil atau bus. Meskipun San Marino bukan bagian dari Uni Eropa, tapi menggunakan euro sebagai mata uangnya: dan bahasa Italia.

Negeri berpenduduk (data 2 Oktober 2023) 35.000 jiwa ini adalah sebuah republik demokratik multipartai. Tiga partai utama: Partai Kristen Demokratik San Marino (Democratic Christian Party of San Marino/PDCS), Partai Sosialis San Marino (Socialist Party of San Marino/PSS), dan Partai Demokratik Progresif San Marino (Progressive Democratic Party of San Marino/PPDS) serta beberapa partai gurem.

***

Mobil terus menyusuri jalan berkelok dan menanjak. Bangunan-bangunan di atas bukit makin kelihatan. Sementara, bila pandangan mata dilemparkan ke bawah, tampak hamparan dataran rendah hijau dan bukit-bukit kecil tak kalah indahnya. Ada kereta gantung, hilir mudik.

Kereta gantung itu menghubungkan  Monte Titano dan komune Sammarinese (etnik San Marino) di Borgo Maggiore ke pusat bersejarah kota. Di sana, kunjungi Palazzo Pubblico di Piazza della Liberta.

Baca Juga: 21 Kardinal Baru Vatikan yang Diumumkan Paus Fransiskus, Salah Satunya Uskup Bogor

Ketika akhirnya sampai di Piazza della Liberta, kami terjerat oleh rasa kagum tak terperi. Pemandangan dari piazza sungguh menakjubkan. Siapa pun, pasti ingin tetap berada di tempat itu untuk menyaksikan upacara pergantian Guardie di Rocca, “Penjaga Batu”, yang mengenakan seragam khas berwarna hijau dan merah saat mereka berpatroli di perbatasan negara.

Dari pusat kota, kita dapat dengan mudah mengunjungi tiga menara abad pertengahan yang memahkotai puncak tertingginya: Cesta (dibangun abad ke-13), Montale (abad ke-14), dan Guaita (abad ke-11). Masing-masing dihubungkan oleh jalur pejalan kaki yang memberikan pemandangan panorama negara.

San Marino juga memiliki sejumlah museum yang meliputi Galleria Nazionale San Marino, Museum Senjata Kuno, dan Museum Perangko dan Koin, yang kesemuanya layaknya negara tertua di dunia.

***

Kami singgah di “Kota Benteng” (karena seluruh wilayahnya dikelilingi benteng) pada hari Minggu pas ketika digelar “pasar dadakan” yang menjual aneka ragam produk kerajinan dan makanan San Marino (anggur dan keju).

Restoran, kafe, hotel, dan toko-toko, mudah ditemukan. Ada di mana-mana. Karena berbelanja di San Marino,  bebas pajak, saya cari kenang-kenangan membeli beberapa suvenir kecil.  Banyak juga toko yang menjual senjata, pisau, dan parang.

Kami akhiri “singgah piknik” singkat ke San Marino dengan makan siang, minum kopi. Dan, ketika kami keluar restoran, ternyata udara begitu dingin, kabut menutupi negeri di atas awan ini; tak tampak lagi pemandangan indah di lembah atau bukit-bukit kecil sekitar San Marino.

Negeri tertua di dunia itu, bersembunyi di atas  awan diselimuti kabut…

***


 




Sumber :




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x