Namun, pengakuan datang dari Hamas bahwa dukungan logistik dari Teheran mengalami penurunan.
“Situasi saat ini tidak memungkinkan pengiriman senjata seperti dulu. Tapi komitmen Iran terhadap perjuangan kami masih ada,” ujarnya.
Serangkaian serangan yang dilancarkan Israel dalam dua tahun terakhir turut memperlemah jaringan militer Iran di kawasan.
Salah satu titik balik terjadi saat serangan bom di Lebanon menewaskan puluhan anggota Hizbullah, termasuk pemimpinnya, Hassan Nasrallah.
Beberapa waktu kemudian, rezim Bashar Al Assad di Suriah tumbang, yang selama ini merupakan sekutu strategis Iran.
Baca Juga: Israel Luncurkan Serangan Udara ke Beirut, Yang Pertama Sejak Gencatan Senjata dengan Hizbullah
Iran juga tak luput dari serangan. Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dikabarkan tewas dalam sebuah serangan di Teheran.
Sementara itu, militer Israel dilaporkan telah menyerang sejumlah posisi militer Iran di dalam negeri.
Meski dalam tekanan, komandan Pasukan Quds, Esmail Qaani, kembali menegaskan dukungan terhadap poros perlawanan.
“Perlawanan tetap bertahan, meski dengan sumber daya terbatas, melawan perlengkapan canggih musuh,” ujar Qaani, dikutip media pemerintah Iran, Kamis.
Pembicaraan di Oman akan menjadi pembuka baru bagi hubungan AS-Iran yang sempat membeku, terutama selama pemerintahan Trump sebelumnya.
Steve Witkoff dari AS dan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dikonfirmasi akan memimpin delegasi masing-masing.
Dalam sebuah opini yang dimuat The Washington Post, Araghchi menyatakan Iran siap berunding secara serius untuk mencapai kesepakatan.
Sementara itu, pengamat politik Kassem Kassir menilai Iran mengincar kesepakatan nuklir baru, tetapi tetap mewaspadai manuver Washington.
“Iran tidak percaya pada Amerika. Meski ingin menghindari perang, mereka tahu bahwa AS akan mencoba mengklaim sebagai pihak yang memaksa Iran datang ke meja perundingan,” ujarnya.
Sejumlah analis memperkirakan bahwa isu-isu regional—termasuk peran Iran dalam mendukung kelompok bersenjata di Timur Tengah—tidak akan menjadi topik utama dalam fase awal pembicaraan.
Namun, dinamika di lapangan menunjukkan bahwa tekanan terus meningkat, baik terhadap Iran maupun sekutu-sekutunya.
Baca Juga: Israel Luncurkan Serangan Udara ke Beirut, Yang Pertama Sejak Gencatan Senjata dengan Hizbullah
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The National
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.