Kompas TV internasional kompas dunia

Sambut Negosiasi AS-Iran, Hamas dan Hizbullah Yakin Tak Akan Dikhianati Teheran

Kompas.tv - 10 April 2025, 23:02 WIB
sambut-negosiasi-as-iran-hamas-dan-hizbullah-yakin-tak-akan-dikhianati-teheran
Kombinasi gambar ini memperlihatkan Presiden Donald Trump, kiri, berpidato di hadapan sidang gabungan Kongres di Capitol di Washington, 4 Maret 2025, dan selebaran dari Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei yang menghadiri upacara di Teheran, Iran, 8 Maret 2025. (Sumber: Foto AP/Ben Curtis - Kantor Pemimpin Tertinggi Iran via AP)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Iman Firdaus

TEHERAN, KOMPAS.TV — Kelompok militan Hamas dan Hizbullah menyatakan dukungannya terhadap rencana pembicaraan antara Amerika Serikat dan Iran yang dijadwalkan berlangsung di Oman pada Sabtu (12/4/2025). Keduanya menegaskan keyakinannya bahwa Teheran tak akan mengorbankan sekutu-sekutunya dalam proses negosiasi tersebut.

Hamas dan Hizbullah selama ini dikenal sebagai poros utama kekuatan Iran di Timur Tengah dalam menghadapi dominasi Israel dan sekutunya.

Namun, keduanya mengalami pukulan berat dalam beberapa tahun terakhir akibat serangan militer Israel serta meningkatnya tekanan dari komunitas internasional.

Baca Juga: Israel Sebut Hamas Meminta Dana Rp8,4 Triliun untuk Hancurkan Negara Zionis dalam 2 Tahun

“Iran memiliki sejarah panjang dan teruji dalam diplomasi. Ia mungkin akan menunduk di tengah badai, tetapi tidak akan patah,” ujar seorang pejabat Hamas yang berbicara dalam kondisi anonim, dikutip dari The National, Kamis (10/4/2025).

Pernyataan senada disampaikan oleh sumber dekat Hizbullah di Lebanon. Menurutnya, Iran tetap memegang kendali penuh atas arah kebijakan luar negerinya. 

“Negosiasi di Oman adalah kesempatan bagi kepemimpinan Iran untuk menegaskan kepada rakyatnya bahwa jalur diplomatik tetap menjadi pilihan,” ujarnya.

Pernyataan tersebut muncul tak lama setelah Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan bahwa investor Amerika Serikat “dipersilakan” masuk ke Iran. 

Sikap tersebut menandai pergeseran nada diplomasi Teheran terhadap Washington, yang selama ini dianggap sebagai musuh utama.

Dalam wawancara terpisah, Wakil Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Morgan Ortagus, mengatakan bahwa pertemuan di Oman bertujuan membangun “titik temu dan saling pengertian” antara kedua pihak. 

Ia menambahkan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump tidak terlalu terfokus pada proses, melainkan hasil konkret.

Dukungan Mengendur

Di tengah pergeseran diplomasi ini, sejumlah analis di Iran mulai mendorong evaluasi ulang atas strategi regional Teheran, termasuk potensi pengurangan dukungan terhadap kelompok bersenjata seperti Hamas, Hizbullah, dan Ansar Allah di Yaman.

Baca Juga: Israel Akui Kesalahan Telah Membunuh 15 Petugas Medis Palestina, Kembali Jadikan Hamas Kambing Hitam

Meskipun begitu, Hamas menampik anggapan bahwa Iran akan meninggalkan sekutunya. 

“Kami yakin Iran tidak akan menjual kami demi kesepakatan politik,” kata pejabat Hamas.

Sumber dari Hizbullah turut memuji posisi Iran dalam menghadapi tekanan internasional. 

“Iran tidak berunding dalam keadaan terdesak. Negosiasinya selalu dilandasi prinsip dan standar yang telah mereka tetapkan,” ujarnya.

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : The National

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x