Sementara pria lainnya yang berusia 30 tahunan berargumen, Yoon Suk-yeol harus kembali menjabat sebagai presiden secepatnya.
“Ia akan menangkap semua mata-maya Korea Utara,” tambahnya.
Namun, menuduh lawan sebagai konspirator Korea Utara merupakan salah satu cara diktator Korea Selatan melanggengkan kekuasaan.
“Anti-komunisme menjadi ideologi dominan dari diktator militer Korea Selatan, yang menggunakannya untuk mengontrol masyarakat dan membenarkan membatasi kebebasan masyarakat,” kata profesor sosiologi Universitas Chungang, Shin Jin-wook.
Ia pun menuduh Yoon telah mengeksploitasi ketakutan sejarah masa lalu.
“Retorika Yoon nyaris sangat cocok dengan diktator masa lalu, dan ia menjadi presiden pertama yang menggunakan ideologi anti-komunis dengan mencolok sejak Korea Selatan menjadi demokrasi pada 1987,” tuturnya.
Yoon Suk-yeol tak hanya menuduh parlemen yang dipimpin oposisi Partai Demokratik, disusupi simpatisan Korea Utara.
Baca Juga: Unik, Desa Ini Keluarkan Hadiah untuk Pemburu Nyamuk Hidup atau Mati, Ini Besarannya
Ia juga menuduh pemilihan parlemen tahun lalu direkayasa Korea Utara dengan bantuan China.
“Itu adalah berita palsu yang digoreng oleh Yoon untuk memberikan citra buruk bagi oposisi dan membenarkan langkahnya yang tak demokratis,” kata salah satu anggota parlemen dari Partai Demokratik, Wi Sung-lac.
“Kami memiliki sejarah panjang berjuang demi demokrasi dan kebebasan di Korea. Kami adalah pihak yang berhasil menggagalkan upaya Yoon menghancurkan demokrasi Korea,” tambahnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.