DOHA, KOMPAS.TV — Upaya gencatan senjata di Jalur Gaza kembali menunjukkan titik terang. Negosiator dari Israel dan Hamas, yang difasilitasi Qatar dan Mesir di ibu kota Doha, diklaim telah membuat kemajuan signifikan dalam pembicaraan mengenai pembebasan sandera dan penghentian perang.
Utusan Presiden AS terpilih Donald Trump, Steve Witkoff, mengungkapkan optimisme atas hasil negosiasi tersebut.
"Kami membuat banyak kemajuan. Saya berharap ada hal baik yang bisa diumumkan sebelum pelantikan Presiden pada 20 Januari," ujar Witkoff saat menemani Trump di Mar-a-Lago, Florida, Selasa (7/1/2025), dikutip dari Anadolu.
Baca Juga: Delapan Bayi Tewas Membeku di Jalur Gaza, PBB Hanya Bisa Prihatin
Trump menegaskan, pembebasan sandera adalah syarat mutlak. Jika tuntutan itu tidak dipenuhi, ia mengancam akan mengambil tindakan tegas setelah dilantik.
“Jika sandera tidak dibebaskan, semua pihak akan menghadapi konsekuensi besar. Situasi di Timur Tengah akan menjadi jauh lebih buruk,” kata Trump.
Delegasi Israel telah kembali ke Doha pada Jumat pekan lalu untuk melanjutkan pembicaraan tidak langsung dengan Hamas.
Fokus perundingan kali ini mencakup gencatan senjata, penarikan pasukan Israel dari Gaza, serta pemulangan warga yang mengungsi akibat perang.
Namun, jalan menuju kesepakatan tidak mudah. Mediasi yang dilakukan sebelumnya oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar kerap menemui jalan buntu akibat sikap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menolak menghentikan serangan ke Gaza.
Keluarga sandera Israel mendesak Netanyahu memberikan kewenangan penuh kepada delegasi Israel agar mereka bisa menyelesaikan kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas.
Hamas dikabarkan menahan sekitar 100 sandera Israel di Gaza, sementara Israel masih menahan lebih dari 10.300 tahanan Palestina.
Baca Juga: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Diserbu Militer Israel dan Paksa Evakuasi, IDF Membantah
Kelompok itu juga menyebut sejumlah sandera telah tewas dalam serangan udara Israel yang menyasar wilayah Gaza secara membabi buta.
Sejak konflik pecah pada 7 Oktober 2023, lebih dari 45.800 warga Gaza tewas akibat serangan Israel.
Konflik dipicu oleh serangan lintas perbatasan yang dilakukan Hamas pada awal Oktober lalu, yang menewaskan 1.200 warga Israel dan menyebabkan 250 orang diculik ke Gaza.
Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, Israel juga menghadapi gugatan genosida yang diajukan ke Pengadilan Internasional (ICJ).
Tuduhan tersebut mencakup serangan tanpa pandang bulu yang menyebabkan ribuan warga sipil Gaza, termasuk anak-anak, menjadi korban.
Baca Juga: Netanyahu Akhirnya Setuju Kirim Delegasi Israel ke Qatar, Negosiasi Perdamaian Gaza Kembali Dimulai
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.