SEOUL, KOMPAS.TV - Video rekaman yang memperlihatkan saat terakhir pilot pesawat Jeju Air yang menabrak tembok bandara dan menewaskan 179 orang, viral di media sosial.
Rekaman tersebut menimbulkan kekaguman sekaligus kesedihan, lantaran memperlihatkan upaya sang pilot saat berusaha menghindarkan tragedi itu.
Pada rekaman yang viral itu, terlihat pilot seperti mengulurkan tangannya ke arah panel di atas kokpit sebelum pesawat bertabrakan dengan tembok di Bandara Internasional Muan, Minggu (29/12/2024).
Baca Juga: Imbas Jeju Air Tabrak Tembok Tewaskan 179 Orang, Bandara Internasional Muan Digeledah Polisi
Unggahan berjudul Saat Terakhir Sang Pilot itu menyebar secara luas di dunia maya.
“Hingga saat terakhir, tangannya mencapai panel kokpit. Saya percaya ia telah melakukan yang terbaik,” tulis keterangan dalam unggahan tersebut, dikutip dari The Korea Times, Jumat (3/1/2025).
Pada video tersebut, terlihat sosok yang berbayang, yang diyakini sebagai pilot, tengah meraih panel kokpit.
Meski identitas asli dari sosok itu tak terkonfirmasi, namun komentar di dunia maya menunjukkan kepercayaan bahwa pilot telah melakukan tindakan berani untuk meminimalkan bencana.
Video tersebut menyentuh hati para pemirsanya, dan banyak komentar yang membanjiri forum mengungkapkan simpatinya dengan ketakutan dan keputusasaan yang pasti dirasakan sang pilot.
“Ia berhasil mendarat dengan sempurna, tetapi tiba-tiba menabrak dinding beton,” tulis seorang pengguna.
“Membayangkan pikirannya di saat-saat terakhir membuat saya menitikkan air mata,” lanjutnya.
Pengguna media daring lainnya juga mengungkapkan perasaan mereka melihat video tersebut.
“Melihat dinding mendekat sementara pesawat terus melaju. Ketakutan dan ketidakberdayaan pasti tak terbayang,” tulisnya.
Insiden tragis itu terjadi setelah pendaratan mengalami malafungsi saat pesawat akan mendarat.
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan mencatat dalam sebuah pengarahan, Selasa (31/12/2024), bahwa jika kedua mesin gagal, sistem hidrolik dapat mengalami malafungsi yang berpotensi memengaruhi roda pendaratan.
“Namun dalam skenario kegagalan sistem yang lengkap, ada tuas manual yang dapat digunakan,” ujar seorang pejabat Kementerian.
Baca Juga: Netanyahu Akhirnya Setuju Kirim Delegasi Israel ke Qatar, Negosiasi Perdamaian Gaza Kembali Dimulai
Pakar penerbangan meyakini bahwa pilot kemungkinan menggunakan kontrol manual selama kecelakaan.
“Jika kedua mesin gagal dan sistem hidrolik tak berfungsi, pilot harus mengandalkan kontrol manual berbasis kabel,” tutur Profesor Operasi Penerbangan di Universitas Katolik Kwandong, Jeong Yun-sik.
“Ini membutuhkan kekuatan yang signifikan, dan mungkin kapten serta kopilot bekerja sama dalam mengendalikannya,” lanjutnya.
Sumber : The Korea Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.