Kepemimpinan Yoon Suk-yeol sebagai presiden ditangguhkan setelah Majelis Nasional mengambil suara untuk memakzulkannya pada 14 Desember.
Pemakzulan itu dilakukan setelah Darurat Militer yang diumumkannya. Meski hanya bertahan beberapa jam, namun memantik kekisruhan politik berpekan-pekan.
Hal itu menghentikan diplomasi tingkat tinggi, dan mengguncang pasar keuangan.
Nasib Yoon Suk-yeol kini berada di tangan Mahkamah Konstitusi, yang telah memulai musyawarah terkait akan melanjutkan pemakzulan dan secara resmi mencopotnya dari jabatan atau mengembalikan kekuasaannya.
Yoon Suk-yeol sendiri mempertahankan pendapatnya bahwa pengumuman Darurat Militernya merupakan tindakan pemerintahan yang diperlukan.
Ia menggambarkannya sebagai peringatan terhadap oposisi liberal, Partai Demokrat, yang telah menghambat agendanya dengan mayoritas di parlemen.
Baca Juga: Presiden Korsel Yoon Suk-Yeol Sebut Mata-Mata China Penyebab Darurat Militer, Beijing Ngamuk
Parlemen pada pekan lalu juga telah memakzulkan Perdana Menteri Han Duck-soo, yang menjabat sebagai pejabat Presiden usai kekuasaan Yoon Suk-yeol ditangguhkan.
Ia dimakzulkan atas keengganannya mengisi tiga lowongan hakim Mahkamah Konstitusi sebelum pengadilan meninjau kasus Yoon Suk-yeol.
Saat ini, Wakil Perdana Menteri Choi Sang-mok, yang juga menteri keuangan, menjadi Presiden sementara Korea Selatan.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.