SEOUL, KOMPAS.TV — Krisis politik di Korea Selatan diyakini akan membuat Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tertawa jika berujung pada kerusuhan.
Pada Selasa (3/12/2024), Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengejutkan dunia dengan memberlakukan darurat militer untuk pertama kalinya dalam 50 tahun.
Keputusan Yoon memberlakukan darurat militer diumumkan secara mendadak dengan alasan ancaman dari Korea Utara.
Ia menuding lawan politiknya, Lee Jae-myung, pemimpin Partai Demokrat, bekerja sama dengan Korea Utara untuk menggulingkan pemerintah.
Baca Juga: Korea Selatan Darurat Militer! Presiden Sebut Ada Simpatisan Korea Utara di Parlemen
Namun, kebijakan darurat militer ini dianggap ilegal oleh parlemen yang dikuasai oposisi.
Ratusan warga berkumpul di depan Gedung Parlemen untuk memprotes tindakan yang dinilai bertentangan dengan prinsip demokrasi itu.
Setelah tekanan politik yang intens, Yoon akhirnya mencabut keputusan tersebut menyusul kekalahannya dalam pemungutan suara di parlemen.
Profesor Anthony Glees, pakar hubungan internasional, menilai ketidakstabilan politik di Korea Selatan dapat membuka jalan bagi Korea Utara untuk bertindak agresif.
Baca Juga: KBRI Seoul Terbitkan Imbauan Waspada kepada WNI Terkait Situasi Darurat Militer di Korea Selatan
“Kim Jong-un akan merasa lebih percaya diri untuk menyerang Korea Selatan. Dengan dukungan dari Putin, mereka akan semakin berani,” ujarnya, dikutip dari Daily Express.
Ia juga menyebut situasi ini sebagai “peluang emas” bagi Korea Utara dan Rusia.
"Ini adalah krisis yang sangat serius karena berkemungkinan besar akan berakhir dengan sangat buruk," tutur Glees.
"Jika Korea Selatan benar-benar terjerumus ke dalam anarki, orang-orang yang tersenyum sekarang, terutama Putin dan Kim Jong-un, akan tertawa terbahak-bahak," ucapnya.
Krisis ini sebenarnya lebih berakar pada konflik politik internal Korea Selatan. Yoon, seorang konservatif, kerap bentrok dengan Lee, pemimpin oposisi yang liberal.
Parlemen, yang mayoritas dikuasai oposisi, terus menekan Yoon atas dugaan korupsi. Sementara Yoon menuduh Lee merencanakan kudeta dengan dukungan Korea Utara.
Lebih lanjut, Glees juga menilai konflik politik internal Korea Selatan ini akan berdampak besar di kancah internasional.
“Ini adalah masalah internal Korea Selatan, tetapi dampaknya bisa meluas ke tingkat internasional,” ujarnya.
Baca Juga: Usai Darurat Militer 6 Jam, DPR Korea Selatan Bergerak Makzulkan Presiden
Sumber : Daily Express
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.