Kompas TV internasional kompas dunia

Haiti Ganti Perdana Menteri, Proses Transisi Demokrasi Terancam

Kompas.tv - 11 November 2024, 12:40 WIB
haiti-ganti-perdana-menteri-proses-transisi-demokrasi-terancam
Perdana Menteri Haiti Garry Conille dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Kenya William Ruto di Gedung Negara di Nairobi, Kenya, 11 Oktober 2024. (Sumber: AP Photo/Brian Inganga)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Deni Muliya

PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.TV — Dewan transisi yang dibentuk menegakkan kembali tatanan demokrasi di Haiti menandatangani sebuah dekrit pada Minggu (10/11/2024).

Mereka memecat Perdana Menteri sementara Garry Conille dan menggantinya dengan Alix Didier Fils-Aimé.

Fils-Aimé merupakan seorang pengusaha yang sebelumnya dipertimbangkan untuk jabatan tersebut.

Dekrit yang diterbitkan pada hari Senin itu menandai kekacauan dalam proses transisi demokrasi yang sulit bagi Haiti.

Negara ini belum menyelenggarakan pemilihan umum demokratis selama bertahun-tahun karena melonjaknya tingkat kekerasan geng yang melanda negara Karibia tersebut.

Fils-Aimé adalah mantan presiden Kamar Dagang dan Industri Haiti dan pada tahun 2015 menjalankan kampanye yang tidak berhasil untuk Senat.

Pengusaha tersebut belajar di Universitas Boston dan sebelumnya dipertimbangkan untuk posisi tersebut sebagai kandidat sektor swasta untuk jabatan Perdana Menteri sebelum Conille menduduki jabatan tersebut.

Baca Juga: Koalisi Geng Haiti Sebar Teror di Port-au-Prince dan Rebut Banyak Pemukiman, Pasukan Kenya Kewalahan

Sedangkan Conille adalah seorang pegawai negeri sipil yang telah lama bekerja di Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan menjabat sebagai perdana menteri hanya selama enam bulan.

Dewan Presiden Transisi dibentuk pada bulan April, bertugas memilih perdana menteri dan Kabinet Haiti berikutnya dengan harapan dapat membantu meredakan kekacauan di Haiti.

Namun, dewan tersebut diganggu oleh politik dan pertikaian internal, dan telah lama berselisih dengan Conille.

Organisasi seperti Organisasi Negara-negara Amerika mencoba dan gagal untuk menengahi perselisihan dalam upaya menyelamatkan transisi yang rapuh.

Proses tersebut mengalami pukulan lain pada bulan Oktober ketika tiga anggota Dewan Presiden Transisi menghadapi tuduhan korupsi.

Dari penyelidik antikorupsi yang menuduh mereka meminta suap sebesar $750.000 dari seorang direktur bank pemerintah untuk mengamankan pekerjaannya.

Baca Juga: Gangster Haiti Bangun Koalisi dan Kuasai 80 Persen Ibu Kota, Polisi Kewalahan

Seperti dikutip dari The Associated Press, laporan tersebut merupakan pukulan yang signifikan bagi Dewan Presiden Transisi yang beranggotakan sembilan orang dan diperkirakan akan semakin mengikis kepercayaan masyarakat terhadap Dewan Presiden Transisi.

Anggota yang dituduh melakukan penyuapan adalah Smith Augustin, Emmanuel Vertilaire, dan Louis Gérald Gilles.

Mirisnya, anggota yang melakukan penyuapan termasuk di antara mereka yang menandatangani dekrit tersebut.

Hanya satu anggota, Edgard Leblanc Fils, yang tidak menandatangani perintah tersebut.

Langkah yang diambil oleh dewan transisi tersebut dikecam oleh beberapa pihak di Haiti seperti mantan Menteri Kehakiman Bernard Gousse.

Ia mengatakan kepada media lokal bahwa pemecatan Conille adalah "ilegal".

Karena dewan tersebut telah melampaui kewenangannya dan karena tuduhan korupsi yang ditujukan kepada mereka.




Sumber : The Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x