DOHA, KOMPAS.TV - Qatar dilaporkan telah mengusir Hamas dan meminta organisasi tersebut menutup kantor diplomatiknya di Doha seminggu lalu atas perintah Amerika Serikat (AS).
Media Israel, The Times of Israel melaporkan, hal itu diungkapkan sejumlah pejabat pemerintahan Presiden AS Joe Biden pada Jumat ( 8/11/2024).
Seorang pejabat AS mengatakan, permintaan AS itu disampaikan kepada Qatar dua minggu lalu. Dia juga mengungkapkan, Doha telah setuju dan telah memberikan pemberitahuan sekitar 28 Oktober lalu.
Hamas memiliki kantor di Doha, Qatar sejak 2012, setelah mereka memindahkan markasnya dari Damaskus usai perang sipil di Suriah. Pemerintah AS menjadikan Qatar sebagai saluran penghubung dengan Hamas.
Baca Juga: Ukraina Mengaku Tak Takut Tentara Korea Utara Bantu Rusia: Mereka Akan Mati Sia-Sia
Setelah serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, AS mengatakan kepada Doha bahwa kondisi tersebut tidak bisa diteruskan.
Namun, AS menunda permintaan agar Qatar menutup kantor Hamas di Doha, karena menganggap saluran komunikasi dengan Hamas sangat penting untuk menengahi gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan tawanan
Perundingan sempat berlangsung pada November tahun lalu, tapi gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata permanen atau pembebasan tawanan.
Seorang pejabat AS yang meminta anonimitas mengatakan pendekatan pemerintah AS berubah usai tewasnya tawanan Israel-AS, Hersh Goldberg-Polin, bersama lima tawanan lainnya di Gaza pada Agustus lalu.
Israel menuding Hamas mengeksekusi mereka. Namun, Al Jazeera melaporkan, menurut pejabat senior Hamas, Izzat al-Risheq, keenam tawanan itu tewas akibat serangan-serangan udara Israel.
Sumber : The Times of Israel, Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.