Dalam pernyataan yang dilansir Al Jazeera, Hizbullah menyebut Qassem terpilih karena "keterikatannya pada prinsip dan tujuan Hizbullah."
Hizbullah juga memohon bimbingan Tuhan agar Qassem mampu menjalankan "misi mulia" dalam memimpin kelompok dan perlawanan Islam yang diperjuangkannya.
Naim Qassem, 71 tahun, dikenal sebagai salah satu pendiri Hizbullah pada awal 1980-an.
Sebagai ulama Syiah yang berpengaruh, Qassem memainkan peran penting dalam membentuk arah gerakan kelompok ini.
Sebelum diangkat sebagai pemimpin, ia menjabat sebagai wakil Nasrallah dan menjadi figur nomor dua di Hizbullah.
Sepeninggal Nasrallah, Qassem menjadi tokoh paling senior yang masih aktif di publik.
Dalam beberapa pekan terakhir, ia tampil dalam tiga siaran televisi, menyampaikan pesan-pesan tegas dengan gaya bahasa formal Arab.
Ini berbeda dengan gaya berbicara sehari-hari yang lebih sering digunakan Nasrallah dalam pidatonya.
Pada 30 September, Qassem menyampaikan pesan penuh tantangan, menegaskan bahwa Hizbullah tetap siap untuk melawan Israel dan terus mempertahankan perlawanan.
Baca Juga: Menhan Israel Yoav Gallant Sesumbar, Iran Tak Bisa Lagi Gunakan Hamas dan Hizbullah
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.