Kompas TV internasional kompas dunia

IDF Sebut Hizbullah Simpan Uang dan Emas di Bunker Rumah Sakit, Nilainya Capai Rp7,7 Triliun

Kompas.tv - 22 Oktober 2024, 15:31 WIB
idf-sebut-hizbullah-simpan-uang-dan-emas-di-bunker-rumah-sakit-nilainya-capai-rp7-7-triliun
Sebuah grafik yang ditampilkan oleh Juru Bicara IDF, Laksamana Daniel Hagari, menunjukkan lokasi bunker Hizbullah, yang berada di bawah Rumah Sakit Al-Sahel, di pinggiran selatan Beirut yang dikenal sebagai Dahiyeh, 21 Oktober 2024. (Sumber: Tangkapan layar IDF/Times of Israel)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Gading Persada

TEL AVIV, KOMPAS.TV – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengungkapkan informasi intelijen terkait pusat keuangan kelompok Hizbullah. Salah satu temuan yang diungkap adalah sebuah bunker tersembunyi di bawah sebuah rumah sakit di Beirut Selatan yang disebut-sebut berisi ratusan juta dolar dalam bentuk uang tunai dan emas.

Pengungkapan informasi tersebut merupakan bagian dari operasi teranyar Israel terhadap Hizbullah, yang dimulai pada Minggu malam (20/10/2024) dengan serangkaian serangan udara yang bertujuan merusak kemampuan keuangan kelompok yang didukung Iran itu.

"Angkatan Udara Israel melakukan serangkaian serangan presisi di pusat-pusat keuangan Hizbullah," kata Juru Bicara IDF, Daniel Hagari, dalam jumpa pers yang disiarkan secara televisi, Senin (21/10/2024) malam, dikutip dari Times of Israel.

Salah satu sasaran utama serangan tersebut, menurut Hagari, adalah sebuah bunker bawah tanah yang diyakini menyimpan puluhan juta dolar dalam bentuk uang tunai dan emas. 

Dana ini, kata Higari, digunakan untuk membiayai serangan Hizbullah terhadap Israel. Namun, ia tidak menjelaskan secara pasti apakah seluruh uang tersebut hancur dalam serangan tersebut.

Ia juga menyinggung adanya bunker lain yang diduga menyimpan lebih banyak uang dan emas di bawah sebuah rumah sakit di Beirut. Bunker ini, kata dia, belum diserang oleh IDF. 

"Menurut perkiraan kami, terdapat setidaknya setengah miliar dolar dalam bentuk uang tunai dan emas di bunker tersebut," ujar Hagari. 

“Uang ini bisa dan masih bisa digunakan untuk membangun kembali negara Lebanon" imbuhnya.

Baca Juga: Antisipasi Konflik dengan Iran, Sistem Pertahanan Rudal AS Mulai Beroperasi di Israel

Dalam presentasinya, Hagari menampilkan peta yang menunjukkan lokasi bunker tersebut, yang berada di bawah Rumah Sakit Al-Sahel di Dahiyeh, pinggiran Beirut selatan yang menjadi basis utama Hizbullah. 

Ia juga menyerukan agar otoritas Lebanon dan organisasi internasional mencegah Hizbullah menggunakan uang tersebut untuk menyerang Israel.

Hagari juga menegaskan bahwa Israel berperang melawan Hizbullah, bukan rakyat Lebanon, seraya menambahkan bahwa IDF tidak akan meluncurkan serangan terhadap rumah sakit.

Serangan terhadap Hizbullah semakin intensif setelah serangkaian serangan lintas perbatasan oleh kelompok tersebut dalam beberapa pekan terakhir. 

IDF melaporkan telah menghancurkan hampir 30 target milik Al-Qard Al-Hassan, sebuah perusahaan keuangan yang terkait dengan Hizbullah.

"Kami menghantam sekitar 30 target di seluruh Lebanon," ujar Kepala Staf IDF, Herzi Halevi, dalam sebuah pernyataan pada Minggu (20/10) malam.

Al-Qard Al-Hassan adalah sebuah badan yang diduga digunakan Hizbullah untuk mengumpulkan dana melalui simpanan emas milik warga Lebanon.

Halevi menambahkan, serangan ini dilakukan di berbagai wilayah, termasuk di Beirut, Lembah Beqaa bagian timur, dan selatan Lebanon. 

Baca Juga: Trump Klaim Iran Akan Normalisasi Hubungan dengan Israel jika Ia Jadi Presiden AS

Israel menuduh Hizbullah memanfaatkan krisis keuangan Lebanon untuk memperkuat diri dengan menjarah kekayaan rakyatnya sendiri.

Menurut Hagari, selain menerima dana dari Iran, Hizbullah juga memperoleh pendapatan melalui berbagai operasi ilegal di Lebanon, Suriah, Yaman, dan Turki. 

“Dalam beberapa tahun terakhir, Lebanon mengalami krisis finansial yang dalam, yang dimanfaatkan oleh Hizbullah,” katanya.

Israel meningkatkan operasi militernya di Lebanon sejak akhir September 2024, setelah lebih dari setahun serangan lintas perbatasan oleh Hizbullah yang didukung Iran. 

Serangan ini juga terjadi di tengah perang Israel dengan Hamas, kelompok lain yang didukung Iran, di Jalur Gaza.

Akibat intensitas serangan Hizbullah yang semakin meningkat, sekitar 60.000 warga di perbatasan utara Israel telah dievakuasi sejak Oktober 2023.

Serangan roket yang dilancarkan Hizbullah dari Lebanon utara sejak awal bulan ini telah menewaskan 29 warga sipil Israel, sementara 43 tentara IDF dilaporkan gugur dalam pertempuran di perbatasan dan operasi darat di Lebanon selatan.

Di sisi lain, IDF mengeklaim bahwa sekitar 2.000 pejuang Hizbullah telah tewas dalam konflik yang sedang berlangsung. 

Selain itu, lebih dari 100 anggota kelompok lainnya, serta ratusan warga sipil Lebanon, juga dilaporkan tewas. 

Baca Juga: Kemlu Palestina Sebut Genosida Sedang Terjadi, Israel Bunuh 640 Orang di Gaza Utara dalam 17 Hari


 




Sumber : Times of Israel




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x