"Kami menghantam sekitar 30 target di seluruh Lebanon," ujar Kepala Staf IDF, Herzi Halevi, dalam sebuah pernyataan pada Minggu (20/10) malam.
Al-Qard Al-Hassan adalah sebuah badan yang diduga digunakan Hizbullah untuk mengumpulkan dana melalui simpanan emas milik warga Lebanon.
Halevi menambahkan, serangan ini dilakukan di berbagai wilayah, termasuk di Beirut, Lembah Beqaa bagian timur, dan selatan Lebanon.
Baca Juga: Trump Klaim Iran Akan Normalisasi Hubungan dengan Israel jika Ia Jadi Presiden AS
Israel menuduh Hizbullah memanfaatkan krisis keuangan Lebanon untuk memperkuat diri dengan menjarah kekayaan rakyatnya sendiri.
Menurut Hagari, selain menerima dana dari Iran, Hizbullah juga memperoleh pendapatan melalui berbagai operasi ilegal di Lebanon, Suriah, Yaman, dan Turki.
“Dalam beberapa tahun terakhir, Lebanon mengalami krisis finansial yang dalam, yang dimanfaatkan oleh Hizbullah,” katanya.
Israel meningkatkan operasi militernya di Lebanon sejak akhir September 2024, setelah lebih dari setahun serangan lintas perbatasan oleh Hizbullah yang didukung Iran.
Serangan ini juga terjadi di tengah perang Israel dengan Hamas, kelompok lain yang didukung Iran, di Jalur Gaza.
Akibat intensitas serangan Hizbullah yang semakin meningkat, sekitar 60.000 warga di perbatasan utara Israel telah dievakuasi sejak Oktober 2023.
Serangan roket yang dilancarkan Hizbullah dari Lebanon utara sejak awal bulan ini telah menewaskan 29 warga sipil Israel, sementara 43 tentara IDF dilaporkan gugur dalam pertempuran di perbatasan dan operasi darat di Lebanon selatan.
Di sisi lain, IDF mengeklaim bahwa sekitar 2.000 pejuang Hizbullah telah tewas dalam konflik yang sedang berlangsung.
Selain itu, lebih dari 100 anggota kelompok lainnya, serta ratusan warga sipil Lebanon, juga dilaporkan tewas.
Baca Juga: Kemlu Palestina Sebut Genosida Sedang Terjadi, Israel Bunuh 640 Orang di Gaza Utara dalam 17 Hari
Sumber : Times of Israel
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.