Kompas TV internasional kompas dunia

Trump Klaim Iran Akan Normalisasi Hubungan dengan Israel jika Ia Jadi Presiden AS

Kompas.tv - 22 Oktober 2024, 13:12 WIB
trump-klaim-iran-akan-normalisasi-hubungan-dengan-israel-jika-ia-jadi-presiden-as
Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump, berpidato di sebuah acara kampanye di Mint Hill, Carolina Utara, Rabu, 25 September 2024. (Sumber: AP Photo )
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Edy A. Putra

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, mengeklaim Iran dan 12 negara Timur Tengah lainnya akan menormalisasi hubungan dengan Israel jika upaya memperluas Abraham Accords atau Perjanjian Abraham tetap berlanjut di bawah kepemimpinannya. 

Trump menyebut Perjanjian Abraham, yang dimulai pada masa jabatannya, adalah salah satu pencapaian terbesar yang telah berhasil mengubah peta diplomasi di Timur Tengah.

“Kami berhasil mewujudkan Perjanjian Abraham, sesuatu yang tidak pernah dibayangkan banyak orang. Bahkan saya rasa, Iran pun akan bergabung karena mereka sangat ingin membuat kesepakatan,” kata Trump dalam wawancara dengan Al Arabiya, Senin (21/10/2024).

Perjanjian Abraham, yang ditandatangani di Gedung Putih pada September 2020, berhasil menormalisasi hubungan diplomatik antara Israel dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain, serta diikuti oleh Maroko. 

Menurut Trump, ia sudah menyiapkan langkah-langkah untuk menambah 12 hingga 15 negara lain ke dalam perjanjian tersebut dalam kurun waktu satu tahun setelah penandatanganan awal.

Namun, Trump tidak menyebutkan negara-negara yang disebutnya akan bergabung, selain Iran yang ia klaim sudah menunjukkan niat untuk bernegosiasi. 

Di sisi lain, pemerintahan Presiden AS Joe Biden kini menghadapi jalan buntu terkait upaya untuk menormalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi, terutama setelah serangan Israel ke Gaza yang telah menewaskan sedikitnya 42.000 orang termasuk 16.000 lebih anak-anak sejak 7 Oktober 2023.

Serangan Israel ke Gaza menimbulkan dampak besar, terutama bagi negara-negara Arab, yang memperlihatkan kekecewaan terhadap kebijakan luar negeri AS, termasuk dukungan pemerintahan Biden terhadap Israel.

Terkait situasi di Gaza, Trump mengaku prihatin dan menyerukan agar pertumpahan darah di wilayah Palestina yang telah diduduki Israel secara ilegal sejak 1967 itu segera dihentikan. 

Baca Juga: Sesumbar Trump, Presiden China Xi Jinping Tak Berani Melawannya karena Menganggapnya Gila

“Saya ingin semuanya berakhir. Saya ingin melihat Timur Tengah kembali damai, damai yang sesungguhnya, yang akan bertahan lama,” katanya.




Sumber : Al Arabiya




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x