Kompas TV internasional kompas dunia

Macron Desak Hentikan Penjualan Senjata untuk Agresi di Gaza dan Lebanon, Barat Tetap Dukung Israel

Kompas.tv - 6 Oktober 2024, 07:33 WIB
macron-desak-hentikan-penjualan-senjata-untuk-agresi-di-gaza-dan-lebanon-barat-tetap-dukung-israel
Presiden Prancis Emmanuel Macron hari Sabtu, 5 Oktober 2024, menyatakan pengiriman senjata yang digunakan dalam konflik di Gaza harus dihentikan sebagai bagian dari upaya lebih luas untuk menemukan solusi politik. (Sumber: Anadolu)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

Baru pada 25 Maret Dewan Keamanan mengadopsi resolusi yang menuntut gencatan senjata selama bulan suci Ramadan, dengan tujuan menuju gencatan senjata permanen yang berkelanjutan. Resolusi ini disusun oleh anggota sementara Dewan, dengan 14 suara setuju dan satu abstain dari AS.

Baca Juga: Fakta-Fakta AS Abaikan Penyalahgunaan Bom oleh Israel terhadap Warga Gaza, Malah Percepat Pengiriman

Tentara Israel di Gaza dengan beragam munisi tank bantuan Amerika Serikat. Washington mempercepat penjualan senjata ke Israel meskipun ada kekhawatiran internal tentang penyalahgunaan bom buatan AS dan pelanggaran HAM, bahkan ketika jumlah korban sipil di Jalur Gaza terus meningkat, menurut investigasi ProPublica. (Sumber: Anadolu)

Sejak serangan 7 Oktober 2023, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, telah melakukan 10 kunjungan ke Timur Tengah, termasuk sembilan kali ke Israel, sebagai bentuk dukungan diplomatik dan militer.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga berpidato di depan Kongres AS pada Juli lalu. Meskipun diwarnai protes, banyak anggota parlemen AS memberikan tepuk tangan berdiri beberapa kali selama 52 menit pidatonya.

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menggambarkan Israel sebagai negara demokratis dengan prinsip-prinsip kemanusiaan, dan menyatakan keyakinannya bahwa tentara Israel akan mematuhi hukum internasional dalam setiap tindakannya. Scholz juga menyatakan Jerman akan segera memenuhi permintaan bantuan dari Israel.

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, juga berjanji memberikan "dukungan tanpa syarat" untuk Israel. Dia adalah salah satu pemimpin pertama yang mengunjungi Israel setelah serangan Hamas, dan terus menegaskan hak Israel untuk membela diri, meskipun banyak korban sipil yang berjatuhan.

Dukungan militer dari negara-negara Barat untuk Israel tetap sangat besar sejak perang saat ini dimulai. AS memasok 70,2% senjata konvensional Israel dari tahun 2011-2020, diikuti oleh Jerman sebesar 23,9%, dan Italia sebesar 5,9%, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI).

Pada bulan April, Kongres AS menyetujui paket bantuan militer luar negeri senilai $95 miliar (Rp1.443 triliun), dengan $17 miliar (Rp258 triliun) dialokasikan untuk Israel. Selain itu, investigasi oleh surat kabar Haaretz mengungkap bahwa 173 penerbangan kargo militer dan sipil dari AS telah mengirimkan senjata ke Israel sejak 7 Oktober 2023 hingga Juli 2024.

Perjanjian lainnya diumumkan pada 26 September oleh Kementerian Pertahanan Israel, di mana Israel akan menerima paket bantuan militer dari AS senilai $8,7 miliar (Rp132,1 triliun).

Negara-negara Eropa juga terus meningkatkan ekspor senjata ke Israel. Pada periode 2014-2022, nilai ekspor lisensi dari negara-negara Uni Eropa ke Israel mencapai €6,3 miliar (Rp110,8 triliun). Jerman dan Inggris juga mencatat peningkatan signifikan dalam penjualan senjata ke Israel, meskipun ada tekanan dari masyarakat internasional.

Sementara korban di Gaza terus meningkat, dengan lebih dari 41.800 jiwa tewas dan 96.844 terluka, dukungan Barat terhadap Israel tetap kuat.


 




Sumber : Straits Times / Anadolu




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x