Pada 30 Juli 2024, Israel melancarkan serangan udara ke Beirut, Lebanon yang menewaskan salah satu komandan militer Hizbullah, Fuad Shukr.
Pada Selasa, 17 September 2024 dan Rabu, 18 September 2024, gelombang ledakan alat elektronik termasuk ribuan penyeranta atau pager, mengguncang Lebanon dan menewaskan puluhan orang termasuk anak-anak.
Hizbullah menuding Israel berada di balik gelombang ledakan alat-alat elektronik tersebut. Sementara Israel tidak membantah maupun membenarkan tudingan tersebut secara terbuka.
Namun, menurut beberapa pejabat Amerika Serikat (AS) dan sumber lain yang dikutip The New York Times, Israel menanamkan bahan peledak dalam penyeranta-penyeranta yang meledak hampir bersamaan di Lebanon itu.
Menurut sumber-sumber yang namanya tidak diungkap itu, pager-pager yang diimpor Lebanon tersebut telah dimodifikasi sebelum masuk ke negara tetangga Israel itu.
Baca Juga: Saat PM Palestina Minta Tolong Gerakan Non-Blok Bertindak Nyata, Desak Israel Bertanggungjawab
Pada Jumat, 20 September 2024, Israel melancarkan sebuah serangan udara ke bagian selatan Kota Beirut, Lebanon. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 45 orang.
Komandan senior Hizbullah, Ibrahim Aqil, termasuk korban tewas dalam serangan yang meratakan sebuah bangunan itu.
Pada Sabtu, 21 September 2024, militer Israel mengumumkan pihaknya telah melancarkan ratusan serangan udara ke wilayah selatan Lebanon.
Israel juga mengeklaim menyerang 110 lokasi lainnya pada Minggu dini hari, 22 September 2024.
Pada Sabtu malam, 21 September 2024, dilansir Al Jazeera, Hizbullah meluncurkan lusinan roket ke Pangkalan Udara Ramat David di sebelah timur Haifa untuk membalas serangan-serangan Israel ke wilayah Lebanon.
Israel mengeklaim lebih dari 100 proyektil ditembakkan dari Lebanon.
Sumber : Kompas TV, The Jerusalem Post, Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.