Meski saat ini AS bekerja sama dengan mediator Mesir dan Qatar untuk mencapai kesepakatan gencatan tersebut, Thomas-Greenfield menekankan bahwa hal ini pada akhirnya bergantung pada kehendak politik dari kedua belah pihak.
“Ini adalah pertanyaan soal kemauan politik dan kompromi yang sulit,” ujarnya.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dijadwalkan bertolak ke Mesir pekan ini untuk membahas lebih lanjut proposal gencatan senjata yang akan diajukan kepada Israel dan Hamas.
Di sisi lain, pejabat senior PBB untuk urusan kemanusiaan di Gaza, Sigrid Kaag, menggambarkan situasi di wilayah tersebut sebagai “neraka di Bumi” bagi lebih dari dua juta penduduknya.
Ia menyebut kurangnya perlindungan efektif bagi warga sipil sebagai sesuatu yang “tidak dapat diterima.”
Saat ini, operasi bantuan kemanusiaan ke Gaza terganggu oleh kekacauan, perintah evakuasi dari Israel, pertempuran, serta kondisi sulit yang dihadapi para pekerja bantuan, termasuk penolakan akses oleh Israel, penundaan, kurangnya keamanan, serta infrastruktur logistik yang buruk.
Menanggapi tuduhan tersebut, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menyebut bahwa upaya kemanusiaan yang dilakukan Israel sebagai “tak tertandingi” bagi negara yang dipaksa berperang.
Ia mengeklaim bahwa lebih dari 1 juta ton bantuan telah dikirimkan melalui lebih dari 50.000 truk, dan hampir 1 juta penyeberangan darat telah dilakukan, dengan hanya sebagian kecil yang dihentikan.
Namun, Kaag merespons dengan menyoroti serangan baru-baru ini terhadap konvoi bantuan dan fasilitas kesehatan serta sekolah, meskipun Israel telah menerima pemberitahuan sebelumnya.
“Ini bukan soal berapa banyak truk yang masuk. Ini soal apa yang dibutuhkan oleh orang-orang,” katanya.
“Kita masih sangat jauh dari memenuhi kebutuhan dasar yang diperlukan, apalagi menciptakan kehidupan manusia yang bermartabat," tegasnya.
Baca Juga: Jelang Musim Dingin, Bencana Kemanusiaan Parah Ancam Warga Palestina di Gaza
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.