Kompas TV internasional kompas dunia

Taliban Larang Perempuan Afghanistan Membaca dan Bernyanyi di Ruang Publik, Ada Apa?

Kompas.tv - 24 Agustus 2024, 17:45 WIB
taliban-larang-perempuan-afghanistan-membaca-dan-bernyanyi-di-ruang-publik-ada-apa
Kaum perempuan Afghanistan meneriakkan slogan-slogan dalam unjuk rasa menentang larangan pendidikan tinggi bagi perempyan yang dikeluarkan Taliban, di Kabul, Afghanistan, Kami, 22 Desember 2022. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Gading Persada

Dengan disahkannya peraturan ini, pemerintah Taliban semakin memperkuat cengkeramannya dalam mengatur perilaku warga Afghanistan.

Peraturan ini juga memberi wewenang lebih besar kepada pihak berwenang untuk melakukan penangkapan dan pemberian hukuman sesuai dengan yang mereka anggap perlu.

Selain pembatasan terhadap perempuan, undang-undang ini juga melarang penerbitan gambar makhluk hidup, pemutaran musik, dan transportasi bagi perempuan yang bepergian sendirian. 

Bulan lalu, sebuah laporan PBB menyebut bahwa kementerian ini berkontribusi terhadap terciptanya iklim ketakutan dan intimidasi di kalangan warga Afghanistan meski Taliban membantah hal tersebut.

"Melihat berbagai masalah yang diuraikan dalam laporan tersebut, posisi yang diambil oleh otoritas de facto bahwa pengawasan ini akan semakin diperketat dan diperluas menimbulkan kekhawatiran serius bagi semua warga Afghanistan, terutama perempuan dan anak-anak perempuan," kata Fiona Frazer, Kepala Layanan Hak Asasi Manusia di Misi PBB di Afghanistan.

Ironisnya, di tengah penerapan peraturan baru yang mengekang kebebasan, Taliban juga berupaya menarik wisatawan ke Afghanistan.

Mereka telah membentuk departemen baru di bawah kementerian untuk melayani turis dan melatih siswa di industri pariwisata serta manajemen perhotelan. 

Sejak Agustus 2021, lebih dari 10.179 turis dilaporkan telah mengunjungi negara tersebut.

Ehsan Barakzai, pendiri perusahaan tur Destination Afghanistan, mengatakan, "Gerbang menuju Afghanistan baru saja terbuka, jadi semua orang datang."

Juru bicara Kementerian Kebudayaan menambahkan bahwa pertumbuhan industri pariwisata memiliki dampak positif terhadap perekonomian negara. 

Namun, di balik upaya memajukan sektor pariwisata, kebijakan baru ini mencerminkan semakin tertutupnya ruang bagi kebebasan dan hak asasi perempuan di Afghanistan di bawah rezim Taliban. 

Baca Juga: Taliban Halangi 1,4 Juta Anak Perempuan Afghanistan Bersekolah, UNESCO: Ini Disengaja


 




Sumber : Metro.co.uk




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x