WASHINGTON, KOMPAS TV – Amerika Serikat terus memperkuat dukungan militernya untuk Israel di tengah ketegangan yang meningkat di Timur Tengah.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, hari Minggu (11/8/2024), telah memerintahkan pengiriman kapal selam berpeluru kendali ke kawasan itu dan mempercepat kedatangan gugus tugas tempur kapal induk USS Abraham Lincoln.
Dalam percakapan telepon dengan Menhan Israel, Yoav Gallant, Austin menegaskan bahwa AS akan melakukan "semua yang mungkin" untuk membela Israel, seperti yang disampaikan oleh Pentagon.
"Sebagai bagian dari komitmen ini, Menteri Austin telah memerintahkan Gugus Tugas Tempur Kapal Induk USS Abraham Lincoln, yang dilengkapi dengan jet tempur F-35C, untuk segera bergerak ke wilayah Komando Pusat, memperkuat kehadiran yang sudah ada dari Gugus Tugas Tempur Kapal Induk USS Theodore Roosevelt," kata pernyataan Pentagon.
Selain itu, kapal selam berpeluru kendali USS Georgia (SSGN 729) juga telah diperintahkan untuk menuju wilayah yang sama.
Kedua pejabat ini juga membahas operasi militer Israel di Gaza dan pentingnya meminimalkan korban sipil, serta upaya untuk menghentikan tembak-menembak dan membebaskan sandera yang ditahan di Gaza.
Pentagon juga menyebutkan langkah-langkah AS untuk mencegah "agresi" dari Iran, Hizbullah di Lebanon, dan kelompok-kelompok lain yang didukung Iran di kawasan tersebut.
Juru Bicara Pentagon, Mayor Jenderal Pat Ryder, menambahkan bahwa dalam percakapan itu, Austin kembali menegaskan komitmen AS untuk membela Israel dan menjelaskan bahwa kekuatan militer AS di Timur Tengah telah diperkuat, mengingat ketegangan yang terus meningkat.
Rombongan kapal induk USS Abraham Lincoln, yang sebelumnya ditempatkan di Asia Pasifik, diperintahkan untuk menggantikan USS Theodore Roosevelt yang segera kembali ke AS dari Timur Tengah.
Baca Juga: Israel Diduga Pakai Bom AS untuk Bantai 100 Orang di Sekolah Gaza, Washington Dinilai Bersandiwara
Austin sebelumnya menyatakan bahwa USS Abraham Lincoln akan tiba di wilayah tersebut pada akhir bulan ini, tetapi dengan perintah terbaru ini, belum jelas seberapa cepat kapal induk tersebut akan tiba di Timur Tengah. Kapal induk ini membawa jet tempur F-35 dan pesawat tempur F/A-18.
Pentagon juga tidak mengungkapkan seberapa cepat kapal selam berpeluru kendali USS Georgia akan tiba di laut Mediterania.
Selain itu, Austin dan Gallant juga membahas operasi militer Israel di Gaza dan pentingnya mengurangi dampak terhadap warga sipil.
Percakapan ini terjadi sehari setelah serangan udara Israel menghantam sebuah sekolah yang dijadikan tempat perlindungan di Gaza, menewaskan lebih dari 100 orang warga sipil dan melukai hampir 100 lainnya, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Ini menjadi salah satu serangan paling mematikan dalam perang Israel-Hamas yang telah berlangsung selama 10 bulan.
Pada awal bulan ini, Pentagon mengumumkan bahwa AS akan mengirimkan tambahan kekuatan militer ke Timur Tengah untuk mengantisipasi kemungkinan serangan balasan dari Iran terhadap Israel.
Ketegangan di Timur Tengah meningkat setelah pembunuhan kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh, pada 31 Juli di Teheran, dan pembunuhan komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr, dalam serangan udara di Beirut pada 30 Juli.
Hamas dan Iran menuduh Israel bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh, meskipun Israel belum mengonfirmasi atau membantahnya.
Iran bersumpah akan memberikan "hukuman berat" kepada Israel atas pembunuhan Haniyeh di tanah Iran. Hizbullah juga diperkirakan akan melakukan pembalasan setelah Israel membunuh Shukr.
Eskalasi ini terjadi di tengah serangan berkelanjutan Israel terhadap Jalur Gaza yang telah menewaskan hampir 40.000 warga Palestina, setelah serangan yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu yang menewaskan 1.139 warga Israel.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.