BEIRUT, KOMPAS.TV - Ketegangan antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon semakin meningkat seiring perang Israel di Gaza yang hampir berlangsung sembilan bulan.
Israel menuduh Hizbullah terus menyerang, sementara banyak pihak mencatat 7.400 serangan lintas batas Israel dan Lebanon, dengan serangan Israel ke Lebanon delapan kali lipat lebih banyak dan lebih mematikan.
Sejak 8 Oktober, ketika Hizbullah meluncurkan serangan terhadap Israel sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat Palestina, Israel telah merespons dengan lebih dari 6.000 serangan di sepanjang perbatasan 120 km, seperti laporan Al Jazeera, Jumat, 28/6/2024.
Hizbullah, yang dibentuk pada tahun 1982 sebagai respons terhadap invasi dan pendudukan Israel di selatan Lebanon, menyatakan siap untuk menghentikan serangan terhadap Israel jika serangan ke Gaza dihentikan.
Pada tahun 2006, Hizbullah terlibat dalam perang 34 hari yang dianggap sebagai kegagalan strategis dan militer bagi Israel.
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, baru-baru ini menegaskan mereka tidak mencari perang yang lebih luas, tetapi bersiap untuk menandingi agresi Israel dengan dukungan dari sekutu-sekutunya.
Beberapa pemimpin Israel berjanji untuk mengusir Hizbullah dari selatan Lebanon, bila perlu dengan cara paksa.
Baca Juga: Ini Peta Lengkap Kemampuan dan Kekuatan Militer Hizbullah Jelang Perang Melawan Pasukan Israel
Serangan Lintas Batas
Menurut Proyek Lokasi dan Data Peristiwa Konflik Bersenjata (ACLED), Israel, Hizbullah, dan kelompok bersenjata lainnya di Lebanon telah saling bertukar setidaknya 7.400 serangan lintas batas dari 7 Oktober 2023 hingga 21 Juni 2024.
Israel melancarkan sekitar 83 persen dari serangan ini, dengan total 6.142 insiden yang menewaskan setidaknya 543 orang di Lebanon.
Hizbullah dan kelompok bersenjata lainnya bertanggung jawab atas 1.258 serangan yang menewaskan setidaknya 21 orang Israel.
Selain Hizbullah yang menjadi sasaran utama konflik, kelompok lain yang terlibat dalam serangan terhadap Israel termasuk Pasukan al-Fajr Lebanon, Gerakan Amal, serta Brigade Qassam dari Hamas dan Brigade al-Quds dari Jihad Islam Palestina, dua sayap bersenjata kelompok Palestina yang juga aktif di Lebanon.
Lokasi Serangan
Israel melakukan serangan terbanyak di beberapa lokasi di selatan Lebanon, seperti wilayah Aita al-Shaab dengan 300 serangan, Ras al-Naqoura 246 serangan, Houla 219 serangan, Kfarchouba 218 serangan, Kfar Kila 209 serangan,
Sementara kelompok dari Lebanon melakukan serangan terbanyak di beberapa lokasi di utara Israel seperti Kiryat Shmona dengan 132 serangan, Margaliyot 91 serangan, Metula 72 serangan, Shetula 64 serangan, dan Manara 64 serangan.
Baca Juga: Perang Hizbullah-Israel Kian Dekat, Zionis Ancam Kembalikan Lebanon ke Zaman Batu
Arsenal Israel
Israel punya koleksi rudal paling canggih di Timur Tengah, dengan banyak yang diproduksi di dalam negeri dan sebagian besar rudal presisi didukung oleh Amerika Serikat.
Menurut Center for Strategic and International Studies (CSIS), Israel punya sistem taktis jarak pendek seperti rudal Popeye, Extra, dan Gabriel, serta rudal balistik jarak jauh seperti Jericho 2 dan Jericho 3 dengan jangkauan 1.500-3.500 km dan 4.800-6.500 km, masing-masing.
Meskipun tidak secara resmi mengakui, Israel diyakini memiliki setidaknya 90 senjata nuklir.
Untuk menghadapi roket dan rudal yang masuk, Israel menggunakan tiga sistem pertahanan udara terintegrasi: Iron Dome (jarak pendek), David’s Sling (jarak menengah), dan Arrow (jarak jauh).
Baca Juga: Perang Lawan Israel di Depan Mata, Ini Hitungan Kekuatan Militer dan Politik Hizbullah Menurut Barat
Arsenal Hizbullah
Hizbullah dianggap sebagai salah satu aktor non-negara yang paling bersenjata di dunia dengan estimasi persenjataan roket mencapai 130.000 unit, menurut CSIS.
Pada 19 Oktober tahun lalu, Institut Keamanan Nasional Israel memperkirakan Hizbullah memiliki 40.000 rudal tipe Grad dengan jangkauan pendek 15-20 km.
Mereka juga memiliki 80.000 rudal jarak jauh termasuk rudal balistik Fajr 3 dan Fajr 5 dengan jangkauan 100 km.
Selain itu, terdapat sekitar 30.000 rudal Zelzal atau Fateh-110 dengan jangkauan 200-300 km, senjata dengan jangkauan terjauh dalam inventaris Hizbullah yang mampu mencapai Israel bagian selatan.
Hizbullah telah memperingatkan tindakan lebih lanjut oleh Israel dapat memicu dampak yang lebih luas di seluruh Laut Mediterania.
Ketegangan ini menunjukkan betapa rapuhnya situasi keamanan di kawasan ini, di mana setiap tindakan agresi dapat dengan cepat berkembang menjadi konflik yang lebih besar dan merugikan.
Sumber : Al Jazeera / ACLED
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.