BERN, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan, dirinya siap melakukan pembicaraan damai dengan Rusia secepatnya.
Bahkan Zelenskyy menjanjikan jika perlu pembicaraan damai dilakukan besok.
Tetapi, ia mengatakan, syaratnya Presiden Rusia Vladimir Putin harus segera menarik pasukannya dari wilayah Ukraina.
Baca Juga: Respons Kemenlu RI Terkait Pengiriman Pasukan Perdamaian ke Gaza: Tunggu Ada Mandat PBB
Hal itu diungkapkan Zelenskyy pada penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian di Swiss, Sabtu (16/6/2024).
Meski begitu, ia yakin Putin tak akan mengakhiri perang dan harus segera dihentikan sekuat tenaga, baik dengan cara diplomatik atau militer.
Dikutip dari BBC Internasional, Zelenskyy mengungkapkan, bantuan internasional tak cukup untuk memenangkan perang.
Tetapi ia mengatakan KTT Perdamaian ini menunjukkan bahwa dukungan internasional kepada Ukraina tetap besar.
“Pertemuan ini memperlihatkan dukungan internasional (untuk Ukraina) tidak melemah,” katanya.
Zelenskyy pun menegaskan Ukraina selalu menginginkan perdamaian.
Ia mengatakan kehadiran Rusia dalam perundingan akan menunjukkan keinginan untuk perdamaian.
“Rusia bisa memulai negosiasi (perdamaian) besok, jika mereka mau menarik semuanya (pasukan) dari wilayah kami,” tutur Zelenskyy.
Salah satu hasilnya adalah sejumlah negara berkomitmen terhadap integritas wilayah Ukraina.
Sebuah dokumen akhir diadopsi yang menyalahkan Rusia atas penderitaan dan kehancuran yang meluas akibat perang tersebut.
Namun, beberapa negara yang hadir termasuk Indonesia, tidak menandatanganinya.
Dokumen akhir itu menyerukan kontrol Ukraina akan dikembalikan di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, yang saat ini diduduki Rusia.
Baca Juga: Israel Serang Jemaah Salat Iduladha di Masjid Al-Aqsa, MUI: Bukti Islamofobia dan Musuh Kemanusiaan
Mereka juga menyebut bahwa invasi Rusia sebagai perang, label yang ditolak oleh Rusia.
Dokumen itu juga menyerukan pertukaran tahanan, dan dikembalikannya anak-anak yang diculik Rusia.
Sedangkan topik paling kontroversial, seperti status tanah di bawah pendudukan Rusia akan dibahas nanti.
Sumber : BBC Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.