Kompas TV internasional kompas dunia

Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Tuntut Gencatan Senjata di Gaza

Kompas.tv - 29 Mei 2024, 22:11 WIB
federasi-internasional-palang-merah-dan-bulan-sabit-merah-tuntut-gencatan-senjata-di-gaza
Presiden Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) berbicara dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press di Kairo, Mesir, Jumat, 9 Februari 2024. IFRC menuntut gencatan senjata dan akses kemanusiaan tanpa hambatan di Jalur Gaza. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

Forbes mengatakan dia telah melihat situasi yang "mengerikan" di Rafah selama kunjungan pada Februari lalu, beberapa bulan sebelum Israel melancarkan serangan militer di kota di bagian selatan Gaza itu.

Rafah menampung lebih dari satu juta warga Palestina yang melarikan diri dari serangan Israel di wilayah-wilayah Gaza lainnya.

“Tidak ada cukup tempat tinggal. Tidak ada air, tidak ada cukup toilet sanitasi,” kata Forbes.

“Kami memiliki rumah sakit tanpa peralatan, dan sayangnya apa yang saya khawatirkan telah terjadi, [bahwa] tidak akan ada cukup makanan.”

Seorang utusan kemanusiaan Amerika Serikat mengatakan pada April lalu bahwa “ada risiko kelaparan yang segera terjadi.”

Baca Juga: Pasukan Tank Israel Dilaporkan Mulai Masuk ke Rafah dalam Jumlah Makin Besar

Direktur Program Pangan Dunia (WFP) Cindy McCain menyatakan pada 3 Mei, sudah ada “kelaparan besar-besaran” di bagian utara Jalur Gaza. Pernyataan itu dibantah badan Israel yang bertanggung jawab atas pengiriman bantuan.

Beberapa badan internasional, termasuk jaksa dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC), menuduh Israel sengaja menciptakan kondisi kelaparan di Gaza sebagai senjata perang terhadap penduduk sipil.

Prospek dimulainya kembali pembicaraan gencatan senjata di Gaza meningkat akhir pekan lalu, meskipun Israel terus menyerang Gaza dengan dalih menargetkan kelompok perlawanan Palestina, Hamas.

Padahal pengadilan tertinggi PBB, Mahkamah Internasional (ICJ), pada 24 Mei lalu, memerintahkan Israel untuk menghentikan serangannya ke Rafah.

Hamas membantah laporan bahwa pembicaraan akan dimulai kembali awal pekan ini. Kedua belah pihak saling menyalahkan atas kebuntuan tersebut.

Israel mengatakan tidak bisa menerima permintaan Hamas untuk mengakhiri perang, sementara pihak Palestina menginginkan pembebasan tahanan Palestina.

Israel menahan ribuan warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan, bahkan sebelum serangan 7 Oktober terjadi. Banyak di antara mereka yang ditahan tanpa dakwaan.


 



Sumber : KOMPAS TV, Straits Times, Times of Israel



BERITA LAINNYA



Close Ads x