Kompas TV internasional kompas dunia

Kerusuhan Berdarah di Kaledonia Baru karena Perubahan Konstitusi, Prancis Malah Salahkan Azerbaijan

Kompas.tv - 18 Mei 2024, 12:15 WIB
kerusuhan-berdarah-di-kaledonia-baru-karena-perubahan-konstitusi-prancis-malah-salahkan-azerbaijan
Demonstrasi di Kaledonia Baru sejak Senin (13/5/2024) berujung pada kerusuhan yang telah menewaskan lima orang. (Sumber: AP video shot by Oleg Cetinic)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

NOUMEA, KOMPAS.TV - Kerusuhan berdarah di Kaledonia Baru memunculkan babak baru di mana Prancis malah salahkan Azerbaijan atas insiden tersebut.

Prancis menuduh Azerbaijan berada di balik protes dan kekerasan yang telah terjadi di negara Pasifik tersebut, Kamis (16/5/2024).

Kekerasan terjadi di Kaledonia Baru itu merupakan ledakan ketegangan politik yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Spanyol Segera Akui Negara Palestina, Akan Diresmikan Pekan Depan

Ketegangan itu mempertemukan komunitas adat Kanak, yang pro-kemerdekaan di pulau itu dan telah lama tak menyukai pemerintahan Paris, dengan penduduk Prancis yang menentang memutuskan hubungan dengan Tanah Air Mereka.

Kaledonia Baru merupakan salah satu teritori Prancis yang berada di Laut Pasifik.

Demonstrasi telah terjadi sejak Senin (13/5/2024), yang melibatkan banyak anak muda, sejak parlemen Prancis menawarkan perubahan akan konstitusi Kaledonia Baru.

Pada konsitusi baru tersebut akan memberikan hak memilih yang lebih besar kepada penduduk Prancis yang tinggal di pulau tersebut.

Pada Selasa (14/5/2024), para legislator memberikan suara sangat mendukung perubahan konstitusi tersebut.

Usulan perubahan konstitusi itu akan menambah ribuan pemilih tambahan dalam daftar pemilih di Kaledonia Baru, yang belum diperbarui sejak akhir 1990-an.

Kelompok komunitas adat Kanak pun menentang perubahan konstitusi tersebut.

Kelompok pro-kemerdekaan mengatakan perubahan tersebut merupakan upaya Prancis untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya atas kepulauan tersebut.

Demonstrasi pun berbuntut kerusuhan dan dilaporkan lima orang tewas dan ratusan lainnya cedera karena kerusuhan tersebut.

Buntut dari kerusuhan tersebut membuat Prancis menuduh Azerbaijan mendukung para demonstran.

Dikutip dari Al-Jazeera, tuduhan Prancis itu muncul setelah bendera Azerbaijan terlihat di samping simbol Kanak saat demonstrasi.

Menteri Luar Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan, Azerbaijan, bersama China dan Rusia telah mengganggu di Kaledonia Baru.

“Saya menyesalkan beberapa pemimpin pro-kemerdekaan Kaledonia telah membuat kesepakatan dengan Azerbaijan,” tutur Darmanin.

“Meski ada usaha untuk menganggu, Prancis adalah negara berdaulat di wilayahnya, dan itu lebih baik,” katanya.

Azerbaijan pun langsung meresponsnya dengan membantah tuduhan Prancis.

“Kami menolak disebut adanya hubungan antara pemimpin pejuang kemerdekaan Kaledonia dan Azerbaijan,” kata Menteri Luar Negeri Azerbaijan Ayhan Hajizadeh.

Azerbaijan sendiri sebelum mengkritik Prancis atas kolonialismenya di wilayah di luar negaranya.

Hubungan Prancis dan Azerbaijan sendiri saat ini semakin panas dan kian memburuk.

Baca Juga: Hamas Bereaksi Usai Disalahkan Mahmoud Abbas atas Serangan Israel ke Gaza, Ini Jawabannya

Hal itu disebabkan karena dukungan Prancis terhadap Armenia atas konflik terkait wilayah Nagorno-Karabakh, yang diperebutkan Azerbaijan dan Armenia.

Prancis sendiri saat ini mengumumkan bahwa Kaledonia Baru dalam keadaan darurat.

Mereka pun telah mengirimkan tentara Prancis untuk melindungi bandara dan pelabuhan serta membebaskan pasukan polisi yang ditahan.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x